Tahun Baru Imlek Hari Raya Umat Khonghucu
MATAKIN (Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia, Yinni Kongjiao Zonghui), adalah Lembaga Keagamaan umat Khonghucu di Indonesia
Khusus Hari Raya Khonghucu oleh pemerintah ditetapkan tahun baru Imlek 2570 Kongzili, memakai penanggalan Kongzili. Sedangkan libur nasional umum ada tiga yakni Hari Buruh International, Hari Lahir Pancasila dan Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Bagi umat Khonghucu, tahun baru Imlek adalah hari raya keagamaan. Hal ini berdasarkan kitab suci agama Khonghucu Ru Jiao Jing Shu yakni Kitab Si Shu dan Kitab Wu Jing yang merupakan wahyu Tian, Tuhan Yang Maha Kuasa. Banyak ayat suci dalam kitab suci agama Khonghucu yang menjadi dasar kajian teologis, historis dan filosofis yang tentu saja diimani oleh umat Khonghucu. Perintah agama tersebut disadari dan diimani setiap umat Khonghucu yang melaksanakan berbagai ritual keagamaan sejak seminggu jelang tahun baru Imlek hingga 15 hari sesudah tahun baru Imlek yang disebut Capgomeh. Umat Khonghucu melaksanakan kewajiban ibadah dengan bersembahyang Tiam Hio di Klenteng (Miào) sebagai rumah ibadat Khonghucu dan sembahyang Leluhur di rumah bersama keluarga sebagai wujud laku bakti yang menjadi landasan pokok ajaran agama Khonghucu.
Baca: Tajuk Tamu - Pentingnya Dialog Ditengah Pluralitas Agama
Kitab suci agama Khonghucu yang usianya ribuan tahun menjadi dasar agamis dan iman setiap insan Khonghucu untuk memaknai perayaan tahun baru Imlek bukan sekedar budaya semata. Tentu saja disadari setiap agama diperkaya budaya dimana asal agama tersebut dan mengalami akulturasi budaya saat penyebaran agama tersebut termasuk agama Khonghucu yang diiringi budaya Tionghoa dimana asal agama Khonghucu dari China / Tiongkok. Makna suci dalam rangkaian ritual keagamaan berkaitan dengan tahun baru Imlek adalah panggilan ibadah yang luhur dan mulia bagi umat Khonghucu.
Makna tahun baru Imlek bagi umat Khonghucu secara garis besar mencakup dua aspek. Pertama, aspek iman berkaitan dengan ritual persembahyangan sesuai yag dituntunkan di dalam kitab suci yang merupakan wahyu Tian, Tuhan Yang Maha Kuasa, yang kemudian perintah agama ini dilaksanakan dalam kehidupan sosialnya sebagai panggilan dari ibadahnya. Kedua, aspek cultural filosofis, terkait dengan musim awal tanam (musim semi) dan spirit San Cai : Tian, Tuhan Yang Maha Kuasa memberi kesempatan baru dan Di (Bumi) sebagai sarana menyediakan harapan baru serta Ren (manusia) yang akan memperjuangkan semangat pembaharuan tersebut. Sejarah mencatat, Ru Jiao (nama agama Khonghucu mula-mula) adalah agama yang paling tua di Tiongkok yang berkembang seiring sejarah Tiongkok itu sendiri.
Agama ini sangat mempengaruhi kehidupan rakyat Tiongkok dan diajarkan turun temurun dalam keluarga hingga saat ini mengarungi lintasan sejarah ribuan tahun. Ketika agama lain masuk ke Tiongkok, ajaran ini tetap membudaya dalam kehidupan sosial masyarakat Tionghoa sebagai etika moral (Confucian Ethics). Berkaitan dengan tahun baru Imlek sebagai hari raya keagamaan Khonghucu, orang Tionghoa apapun agamanya masih ada ikatan batin, sehingga mereka tetap merayakannya sebagai budaya Tionghoa semata.
Maka, bagi masyarakat Indonesia yang bukan beragama Khonghucu dan ikut merayakannya sebagai budaya Tionghoa dipandang sebagai bagian dari proses sejarah namun alangkah bijaknya jika turut pula menghormati umat Khonghucu yang mengimaninya berdasarkan kitab suci, kajian historis dan filosofis dengan tidak menyatakan bahwa tahun baru Imlek bukan hari raya keagamaan.
Marilah kita menghargai perbedaan masing-masing dan menyambut tahun baru Imlek dengan suka cita, persaudaraan dan kekeluargaan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perbedaan adalah sebuah keniscayaan, saling menghormati perbedaan dan keyakinan merupakan rahmat dan berkat mulia dari sang pencipta. Hidup rukun dan damai dalam bingkai kebhinekaan dengan landasan ideologi Pancasila adalah anugerah terindah dari Tuhan Yang Maha Kuasa bagi kita masyarakat dan bangsa Indonesia.
Selamat tahun bari Imlek 2570 Kongzili.
Berita Populer: Soal Jan Ethes Dilaporkan ke Bawaslu, Jokowi: Nanti Saya Suruh Dateng Cucu Saya