Jems Tuuk Sebut Program Badan Perbatasan Kebanyakan Workshop Tanpa Tindak Lanjut
Aspirasi semua dicatat, kemudian diteruskan untuk ditindaklanjutk berikan solusi, sayangnya kata Jems tidak melibatkan komisi I,
Penulis: Ryo_Noor | Editor: Nielton Durado
Kepala Badan Perbatasan, Djemy Gagola menyikapi positif kritik Jems Tuuk.
Ia menjelaskan, format program yang diajukan sudah baku, ada batasan karena untuk membuat program baru proseanya sampai ke Kemendagri. Meski nama peogram sudah teeformat, pihaknya mengkreasikan subtansi isi program.
Di luar terkesan peogram warisan, tapi sebanrnya sudah dikreasikan.
So workshop, Djemy mengatakan, menyesuikan dengam kondisi perbatasn yang dinamis.
Mislnya soal perdagangan lintas batas, harusnya warga perbatasan mendapat pendapatan lebih dari sistem barter dengan Filipina, tapi belakangan perdangan lintaa batas ditutup.
Masalah ini harus dicarikan solusi yakni lewat workshop.
Soal warga stateles, Djemy mengakui, tidak mudah menyelesaikan. Sesuai data UNHCR, ada 8.500 orang yang diistilahkan Sapi atau Pisang.
Badan Perbatasan punya keterbatasan wewenang, di luar negeri masalah ini ditangani Kemenlu, dan di dalam negeei oleh Kemendagri.
Setidaknya ada perkembangan berarti dari penanganan stateles ini, karena khir tahun lalu sebanyak 277 stateless sudah resmin menjadi WNI. (ryo)