Panji Petualang Pertanyakan Kematian Buaya Pemakan Deasy Tuwo Secara Mendadak
Panji Petualang memberi tanggapan soal kematian mendadak buaya pemakan manusia yangmati secara mendadak, Minggu (20/1/2019)
Kepolisian resor Tomohon masih menunggu hasil autopsi jasad Deasy Tuwo (44) korban yang dimakan buaya di Desa Ranowangko, Kecamatan Tombariri, Kabupaten Minahasa
Kasubag Humas Polres Tomohon, Ipda Johny Kreysen mengatakan pihaknya belum menerima hasil autopsi dari Rumah Sakit. "Minta Maaf belum ada hasil autopsinya," kata Kreysen kepada tribunmanado.co.id, Rabu (23/1/2019).
Dia menegaskan polisi akan mengumumkan hasil autopsi jenazah Deasy Tuwo saat menerimanya.
Polisi pun hingga kini masih mencari keberadaan Ochiai Sensei, WN Jepang pemilik buaya yang memakan Deasy.
"Pemilik perusahaan kita masih cari dan kasus ini sementara dalam penyelidikan," pungkasnya.
Dikatahui, buaya pemakan manusia yang menerkam Deasy sudah tewas pada Minggu pagi (20/01/19)
Tim dokter pun membelah bangkai buaya pemakan manusia tersebut dan menemukan tulang serta pakaian.

Sebelumnya diberitakan, pada Jumat (15/1/2019) Deasy Tuwo (44), karyawan CV Yosiki, perusahaan pembibitan mutiara ditemukan tewas mengenaskan di kolam buaya milik Ochiai Sensei, warga negara Jepang.
Ochiai Sensei merupakan pemilik perusahaan CV Yosiki.
Jasad korban pertama kali ditemukan sudah tak bernyawa oleh rekan sekerjanya, Erling Rumengan (37).
Isi perut, dada hingga tangan kanan korban sudah dicabik buaya yang berusia 30 tahun bernama Merry itu.
Kabar buaya peliharaan menyerang manusia menjadi viral di Facebook pada Jumat (11/1/2019)
Erling Rumengan (37) warga Desa Ranowangko menemukan jasad Deasy Tuwo.
Saat itu, Erling Rumengan mencari dan mengecek ke lokasi CV Yosiki.
Baca: Inilah Tujuan Pasangan Suami Istri asal Bitung yang Tewas Kecelakaan ke Manado
Dia bersama rekannya mengecek ke dalam lokasi perusahaan kemudian masuk ke dalam areal perusahaan pembibitan mutiara tersebut sesampainya di dalam tidak ada orang yang ditemukan.