Buaya Pemakan Manusia
BREAKING NEWS: Buaya Pemakan Manusia di Minahasa Mendadak Tewas, Begini Kata BKSDA Sulut
Mengejutkan buaya Merry yang memakan Deasy Tuwo dan dibawa ke Taman Wisata Alam (TWA) Batuputih kini meninggal dunia
Penulis: Chintya Rantung | Editor: Chintya Rantung
Selain tim dari BKSDA, evakuasi juga melibatkan masyarakat setempat dan anggota TNI dari Koramil 1302-07/Tombariri.
Satu di antara anggota TNI yang terlibat adalah Serda Arsyad.
Dia menceritakan ketegangan mengevakuasi reptil raksasa tersebut. Namun, saat buaya berhasil dievakuasi sorakan masyarakat yang menonton pun menggema.
"Ini pengalaman besar dan pertama kali saya ditugaskan untuk taklukan buaya dan mengambil bagian dalam evakuasi," tutur Arsyad.
Saat ditugaskan komandannya untuk membantu masyarakat setempat dan petugas BKSD, dengan semangat pria yang juga berugas sebagai bintara pembina desa (babinsa) desa setempat itu turun berjibaku menaklukkan sang buaya.
Baca: Lagi, Seekor Buaya Dievakuasi di Minahasa, Dipindahkan ke Tempat Buaya Pemakan Manusia
Baca: Kabar Terbaru Kasus Buaya Makan Manusia di Minahasa: Soal Hasil Autopsi hingga Polisi Buru WN Jepang
Ia mengaku sejak awal peristiwa naas tersebut, Arsyad turun melakukan kontrol, monitor dan menongkrongi tempat kejadia perkara di CV Yosiki atau tempat pembibitan mutiara milik warga Jepang.
Dia menceritakan proses evakuasi secara manual, pakai tali nilon, tali kapal, lem lakban dan selembar papan.
Awalnya mulut predator pemangsa itu diikat dengan tali, kemudian bersama-sama puluhan orang menahan seluruh bagian buaya dari kepala sampai ekor.
Tak mau kalah dengan serangan puluhan orang, sang buaya melakukan perlawanan.
Serda Arsyad duduk di atas leher buaya yang hendak dievakuasi, Senin (14/1/2019). (ISTIMEWA)
Diceritakan Arsyad, buaya itu terus-menerus merontak, menggerakkan seluruh badannya untuk melawan serangan manusia.
"Satu gigi bagian depan buaya itu sempat lepas," kata Arsyad.
Butuh waktu cukup lama, 3 sampai 4 jam, barulah kerja keras dan gotong royong membuahkan hasil, buaya itu berhasil dievakuasi.
Arsyad bercanda, mungkin sang buaya sudah capai sehingga perlawannya terhenti dan merelakan dirinya untuk diangkut keluar dari kandang.
Buaya kemudian diperban mulutnya dengan lakban dan dipasangi papan pada bagian bawah tubuhnya, kemudian secara perlahan-lahan dikeluarkan dari sarangnya.
"Evakuasi tidak diangkat ke atas, karena sangat tidak mungkin terjadi dengan kondisi dalam sarangnya dan bobot berat buaya. Sehingga kami membobol sarangnya sebagai jalur evakuasi," kata dia.