Pembongkaran Makam di Gorontalo, Mahfud MD: Tak Langgar HAM, Sebab Mayat Bukan Manusia
Pembongkaran Makam di Gorontalo, Mahfud MD: Tak Langgar HAM, Sebab Mayat Bukan Manusia.
Hal itu ia utarakan saat menanggapi balasan akun @AliHasyimiM1yang mengunggah postingan surat permintaan maaf pihak keluarga jenazah karena mencatut nama partai Nasdem.
"Ya, bagus. Saya juga tak menyebut parpol tertenu tapi menyebut "siapapun"; saya jg menyebut "kalau benar" itu terjadi. Itu bisikan moral saja tentang tertusuknya rasa kemanusiaan. Trims infonya, Ali," tandas Mahfud.
Diberitakan sebelumnya, dua makam yang berada di sebuah pemakaman keluarga di Desa Toto Selatan, Kecamatan Kabila, Bone Bolango, Gorontalo terpaksa dibongkar setelah 26 tahun bertempat di lokasi tersebut.
Kejadian tersebut dikarenakan perbedaan pandangan politik yang dialami pihak keluarga dan pihak pemilik lahan pemakaman yang masih merupakan saudara.
Dalam keterangannya, pihak keluarga yang makamnya dibongkar mengaku diminta untuk memilih seorang calon legislatif (caleg) yang merupakan kakak ipar dari pemilik lahan pemakaman.
Diketahui caleg tersebut berasal dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem).
Baca: Kerjasama dengan 6 Mucikari, Vanessa Angel Lakukan 15 Kali Transaksi Prositusi hingga ke Singapura
Baca: Jelang Pilpres, PNA Belum Tentukan Sikap, Ketua Mahkamah Partai :Kita sedang atur waktu
Dilansir TribunWow.com, permohonan maaf itu tersebar melalui sosial media, satu di antaranya diunggah oleh akun @ndorobeiipada Minggu (13/1/2019).
Dalam postingan akun tersebut, diunggah video yang menyatakan permohonan maaf pihak keluarga kepada pihak Partai Nasdem.
"Saya atas nama keluarga yang kuburnya di bongkar kemaren itu, memberikan pernyataan kembali dan permohonan maaf yang setinggi-tingginya kepada keluarga Partai Nasdem, yang telah saya sebut nama Nasdemnya dalam pernyataan saya di pembongkaran kuburan kemaren itu," ujar Abdul Salam, salah seorang pihak keluarga yang menyatakan permintaan maaf.
Ia juga menyebut bahwa ia tidak ada niatan untuk menyudutkan pihak manapun, apalagi Partai Nasdem.
Pernyataan saat pembongkaran makam saat itu terpaksa mencatut nama Partai Nasdem lantaran permintaan pemilik lahan, Awano, yang meminta pihak keluarga untuk mencoblos seorang caleg yang berasal dari Partai tersebut.
"Saya tidak ada tekanan dari manapun, dengan kesadaran saya sendiri, saya juga tidak pernah merasa menyudutkan seseorang apalagi Nasdem sebesar itu, saya hanya terucap karena adanya pernyataan-pernyataan yang membuat kuburan ini dibongkar dari saudara Awano itu."
"Jadi sata mohon maaf yang setinggi-tingginya sekali lagi kepada bapak-bapak sebagai pimpinannya Nasdem di daerah, di pusat, di manapun, saya mohon maaf karena ada kesalahan saya menyebut Partai Nasdem di ujung pernyataan saya pada sesi wawancara saya kemarin di pekuburan itu."
"Sekian, terima kasih atas pengertian dan permohonan maaf ini saya ucapkan tidak ada tekanan dari manapun," ungkap Abdul Salam.
Dalam unggahan tersebut tampak pula Abdul Salam yang tengah membawa surat pernyataan permintaan maaf.