Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Keluarga Selamat dari Aksi Perampokan: Ini yang Dilakukan Camat Mapanget

Tiap peristiwa pasti ada hikmah! Camat Mapanget Rein Heydemans mengumpulkan keluarga lalu berdoa

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Tribun manado/Arthur Rompis
Kapolresta Manado dan Camat Mapanget 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO – Tiap peristiwa pasti ada hikmah! Camat Mapanget Rein Heydemans mengumpulkan keluarga lalu berdoa dan mengucap syukur usai peristiwa perampokan di rumahnya Perumahan Griya Paniki Indah Jalan Markisa 1 Nomor 10, Kelurahan Paniki Bawah, Kecamatan Mapanget, Kota Manado, Sabtu (12/1/2019) dini hari.

"Ada enam orang, kami langsung berdoa dan bersyukur. Barang boleh hilang tapi nyawa kami Tuhan selamatkan," kata dia kepada tribunmanado.co.id, Minggu kemarin.

Menurut dia, pada kejadian pencurian serupa, banyak korban yang dibunuh. Rein mengaku tidur pukul 01.00 Wita. Ia memperkirakan pencuri masuk sekira pukul 02.00. "Mereka masuk lewat jendela kamar depan, di sana tidur mama dan anak saya," kata dia.

Ia mengaku sempat ingin melawan para pencuri.
Tapi istri saya larang. "Ibu dan anak saya juga disekap," kata dia. Dikatakan Camat, mobilnya sempat diacak-acak.
Bannya dikempiskan. "Kuncinya juga mereka buang, " kata dia.

Seorang pencuri yang merampok serta menyekap
keluarga Camat Mapanget sempat menyebut nama anak Camat Heydemans. "Sewaktu masuk ke dalam kamar, seorang di antara empat pelaku sempat menyebut nama anak saya, ia menyuruh anak saya yang masih kecil diam," kata Camat.

Hal tersebut membuat ia curiga ada orang yang tahu lokasi rumah tersebut.
Disebutnya, saat kejadian, anaknya itu bersama sang oma.

Anaknya ketakutan lantas membenamkan diri dengan selimut. Namun sang Oma sempat terlibat perdebatan dengan pencuri. "Mama sempat berdebat tapi herannya tidak diapa-apakan," kata dia.

Peristiwa unik sempat terjadi dalam kejadian pencurian dan penyekapan di rumah Camat Mapanget. Ria keponakan Rhein memohon kepada seorang pencuri yang membawa kameranya. Dia sendiri bertugas sebagai fotografer Humas Pemkot Manado.

"Saya menangis katakan pak tolong jangan bawa lari kamera saya, itu kamera kantor, " kata dia. Di luar dugaan, pencuri tersebut mengembalikan kamera itu.
"Saya tak mengira ada pencuri yang seperti itu, " kata dia.

Detty Emor, istri Rhein mengatakan, seorang pencuri sempat menggondol sebuah laptop. Herannya laptop itu tidak dibawa pergi. "Mungkin dia lupa," kata dia.

Detty membeber dirinya sempat mengeluh kedinginan saat akan dibawa turun ke kamar bawah. Dan seorang pencuri menyilahkannya memakai jaket.

Selain menggasak harta benda, kawanan perampok yang diduga berjumlah 4 orang tersebut juga menyekap Camat serta lima anggota keluarga lainnya. Camat, sang istri serta dua keponakannya disekap di kamar bawah.

Sedang ibunda dari Camat serta seorang anaknya disekap di kamar depan. Kawanan perampok yang memakai penutup muka berhasil menggasak sebuah sepeda motor, uang tunai Rp 5 juta, perhiasan emas, mutiara, 7 buah ponsel, pakaian serta sepatu.

Kejadian tersebut bak sinetron horor, penuh ketegangan, intrik serta drama. Rico salah satu keponakan Camat terjaga Sabtu (12/1/2019) sekira pukul 02.00 dengan sebilah pisau di lehernya. Ia yang kala itu tidur di sofa ruang tengah, kaget setengah mati.

"Saya dibangunkan, kaget, sebuah parang telah menempel di leher saya," kata dia. Parang itu, kata dia, dipegang seorang berpakaian hitam dengan tutup muka. Hanya tampak mata dan mulutnya. Ada seorang lagi juga memakai tutup muka dan pegang parang.
Rico lantas dituntun dua orang itu ke kamar tengah.

Di sana ada Ria, ponakan Camat lainnya. "Saya dan Ria disuruh naik ke kasur, mereka lantas membongkar lemari milik Ria," kata dia. Sepuluh menit di kamar itu, dua orang itu minta dibawa ke kamar Camat. Rico mereka bawa.
Sedang Ria dikunci di kamar itu. Kamar Camat ada di atas. "Dua orang itu todong saya dengan parang sambil naik tangga," kata dia.

Detty menuturkan, kedua pelaku tersebut meminta ia sang suami serta Rico naik ke kasur. Lemari di kamar itu dibongkar.

"Seorang di antaranya berkata kami hanya cari duit, " kata dia. Disebut Detty, ia sempat menjerit ketakutan. Seorang di antaranya meminta agar ia diam.
Bicaranya tenang namun dengan nada memaksa.

Detty bercerita, para pelaku itu tak menemukan uang banyak. Hanya kalung emas dan mutiara. Dengan ekspresi kecewa seorang di antaranya lantas menyatakan kepada seorang lainnya.
"Uang mereka ternyata tak disimpan di sini," beber dia.

Setelah bermufakat selama beberapa detik, kedua pencuri minta ponsel mereka. "Ponsel itu lantas diisikan ke tas oleh seorang yang bertubuh besar, " kata dia.

Kemudian kedua orang pencuri tersebut menggiring ketiganya ke kamar Ria. Mereka disekap di sana.
Detty melihat sang suami sudah mengeraskan kepalan.

Camat seorang karateka dan baru saja latihan. "Tapi saya tenangkan dia, saya katakan, mama dan anak mereka disandera di kamar depan," kata dia.

Sebut Dety, seorang pencuri menyekap mama dan anaknya di kamar depan. Sang anak ketakutan, sembunyi di bawah selimut. "Sedang mama malah mendebat pencuri tersebut," kata dia.

Ria kepada Tribun membeber ciri dua orang yang menyekapnya. Seorang bertubuh besar dan berlogat Indonesia.
Dia jarang bicara. "Seorang lagi bertubuh gempal, bicaranya campur Manado Indonesia, saya perhatikan ada tato burung di lengannya. Ria tidak beruntung.

Pencuri menemukan kunci motornya. Motor itu dibawa lari.
Sebut Rein, pencurian memang biasa terjadi di perumahan itu. Dua rumah tetangganya kecurian saat Natal tahun lalu. "Rumah depan saya juga pernah kecurian," kata dia.

Sebut Rein, ia sempat akan memasang CCTV di rumahnya. Tapi belum sempat dilakukan, pencuri sudah keburu datang. Dikatakan Rein, ada bukti CCTV milik satu restoran yang sudah diberikan ke polisi.

Hanya berselang 31 jam kemudian, seorang wanita paruh baya, Since Kawatu (56), jadi korban penjambretan di lorong gardu perbatasan antara Kelurahan Paal Dua dan Ranomuut, Manado, Sulawesi Utara (Sulut), Minggu (13/01/2019).

Mirisnya, wanita yang akrab disapa tante Sin ini baru saja pulang ibadah misa subuh dan hendak menuju ke rumahnya di Lingkungan I Paal Dua Kecamatan Paal Dua pada pukul 09.00.

Saat disambangi Tribunmanado.co.id di kediamannya, tante Sin ini sedang melakukan aktivitasnya yakni berjualan buah di sepuraran Pasar 45.

Dari keterangan kakak iparnya, Anna Terok (73), tante Sin sedang berjalan saat masuk lorong bertemu seseorang yang tak dikenal sedang mengendarai sepeda motor.

Orang itu dari dalam lorong mendekati mendekati tante Sin lalu bertanya di mana lokasi kantor lurah. "Spontan Sin yang tak curiga menunjuk ke arah alamat kantornya," kata oma Anna Terok sembari mempraktikkan gaya mengangkat tangan menunjuk suatu arah.

Saat menunjuk itu, lanjut oma Anna, orang itu langsung menarik kalung emas seberat 16 gram itu. "Lehernya sampai merah dan kait pengingkat kalung jatuh ditinggalkan jambret yang langsung kabur dengan sepeda motornya," kata oma Anna.

Kepala Lingkungan I Paal Dua Meidy Kapantou saat ditemui tribunmanado.co.id di rumahnya mengaku heran dengan kejadian itu. "Tante Sin juga tak melapor ke saya. Lagipula di jam-jam seperti itu, lorong tersebut sangat ramai. Ada yang ke gereja dan ada yang pulang gereja," kata Pala Meidy.

Namun, kata dia, siang tadi sempat mendapatkan foto dari polisi yang bertugas di Polda Sulut yang persis dengan lorong gardu itu.

Kapolsek Tikala AKP Taufiq Arifin saat dihubungi tribunmanado.co.id mengaku tak ada warga yang melapor kalung emas dijambret. "Silakan koordinasi dengan Polda Sulut," tegas dia.

Kapolresta Benny Periksa Lokasi

Minggu siang jajaran petinggi Polresta Manado menyambangi rumah kediaman Camat Mapanget Rein Heydemans di Jalan Markisa GPI.

Kapolresta Manado Kombes Pol Benny Bawensel dan Kasat Reskrim Polresta Manado AKP Wibowo Sitepu, didampingi Kapolsek Mapanget AKP Muhlis Suhani.

Mereka mendalami kasusnya dengan turun langsung melakukan penyelidikan di tempat kejadian perkara TKP.
"Ada beberapa indikasi yang perlu kita lakukan. Sesuai informasi sudah beberapa kali terjadi di kompleks ini," ujar Kapolresta.

Ia menambahkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Polda Sulut untuk percepatan menyelesaikan kasus ini.
"Sabar aja dulu ya mudah-mudahan aja cepat terungkap tapi untuk data masih kita dalami," kata Kapolresta.

Perampok berhasil membawa lari belasan ponsel, jutaan uang tunai, sepatu, perhiasan emas total senilai Rp 30 juta, dan satu unit sepeda motor Honda Beat. Dua jam kemudian para penghuni berhasil keluar dari kamar tempat disekap melalui jendela kamar.

Sementara, para maling telah berhasil kabur membawa barang curian mereka. "Pelakunya menggunakan dialek Jawa. Memang di TKP kami menemukan sejumlah barang bukti, saat ini kami masih melakukan penyelidikan," kata Kapolsek Mapanget Muclis. (art/alp)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved