Berita di Sulut
DBD Meningkat di Sulut, Ada Warga Gunakan Pengobatan Alternatif dari Daun Pepaya hingga Kaki Anjing
DBD Meningkat di Sulut,Warga Gunakan Pengobatan Alternatif dari Daun Pepaya hingga Kaki Anjing
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Aldi Ponge
Selain mengandalkan pengobatan modern, sejumlah pasien Demam Berdarah (DBD) juga mengupayakan kesembuhan dengan obat tradisional.
Salah satu obat makatana yang dipercaya bisa menaikkan kadar trombosit adalah daun pepaya.
Meidi, warga Malalayang yang saudaranya terkena DBD menuturkan caranya.
"Ambil daun pepaya, jangan dicuci, lantas tumbuk hingga keluar airnya dan diminumkan ke pasien," kata dia.
Ia mengaku cara tersebut banyak menolong penyembuhan saudaranya yang terkena DBD.
Baca: Fakta-Fakta Kasus DBD di Sulut: Jumlah Kematian, Belum KLB hingga Pasien Membludak di RSUP Kandou
Cara lainnya yang cukup ekstrem adalah mengkonsumsi kaki anjing.
Entah benar atau tidak, beberapa warga di Langowan kerap memakai cara tersebut.
"Kaki anjing direbus kemudian kuahnya diminum, " kata Novrike Kojong seorang warga.
Sebut dia, kaki anjing kini banyak dicari pasca banyaknya kasus DBD. Harganya pun kian mahal.

Kisah Penderita DBD dari Pelosok Berobat di Manado
Dengan susah payah Markus berusaha agar anaknya Resal minum air putih.
Resal menderita DBD dan dirawat di selasar ruang Irina E RSUP Prof Kandou, Rabu (9/1/2019) sore.
Agar pulih, Resal butuh banyak minum air putih. Tapi si anak yang masih duduk di bangku SD itu memang tak suka minum, apalagi di saat sakit. "Saya harus bujuk agar ia minum," kata dia.
Gerak Markus terbilang gesit. Selain meminumkan sang anak, dia juga terus mengipasi sang anak menggunakan sebuah buku.
Padahal, Markus punya penyakit pinggang menahun. "Ini demi anak saya, " kata dia. Markus berasal dari Siau, Sitaro.
Sejumlah pasien DBD yang dirawat di RSUP Prof Kandou berasal dari tempat yang jauh.