Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Rumah Wakil Ketua KPK Diteror Bom Pipa: Tetangga Dengar Suara Motor Usai Ledakan

Kediaman Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Laode Muhammad Syarif dilempar bom molotov.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Petugas disaksikan Wakil Ketua KPK Laode M Syarif (kiri) menunjukkan barang bukti terkait Operasi Tangkap Tangan (OTT) Kabupaten Bekasi di Gedung KPK, Jakarta, Senin (15/10/2018). KPK menetapkan 9 tersangka pada OTT di Kabupaten Bekasi yang diantaranya yakni Bupati Bekasi Neneng Hassanah Yasin, 4 Kepala dinas di Kabupaten Bekasi serta 4 pengusaha pemberi suap terkait suap pengurusan perizinan proyek pembangunan Meikarta di Kabupaten Bekasi dengan barang bukti uang sebesar Rp 1,5 miliar. 

Mabes Polri membenarkan temuan benda mirip bom atau diduga bom di halaman rumah dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dua rumah pimpinan KPK yakni Agus Rahardjo di Perumahan Graha Indah, Jatiasih, Kota Bekasi, dan rumah Laode Muhamad Syarif di Jalan Kalibata Jakarta Selatan.

"Saat ini Polri telah menurunkan tim di kedua lokasi untuk olah TKP (Tempat Kejadian Perkara--Red). Tim dari Bareskrim, Inafis, Puslabfor serta Densus 88," katanya lagi.

Menurut Iqbal, Polri akan berusaha bekerja semaksimal untuk mengungkap kasus tersebut. "Jadi tidak perlu diframing soal macam-macam untuk hal ini. Kami imbau masyarakat tenang karena situasi dan kondisi Jakarta tetap aman dan kondusif," kata Iqbal.

Iqbal menambahkan, tim tengah melakukan identifikasi terhadap temuan benda mirip bom di dua rumah pimpinan KPK itu. "Kami juga periksa sejumlah saksi, penghuni rumah dan CCTV di rumah yang ada," katanya.

Saat ini, kata Iqbal, Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis juga sudah turun langsung ke lokasi kejadian untuk memantau penyelidikan yang dilakukan tim penyidik.  Sementara itu, Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, temuan benda diduga bom itu ditemukan di halaman rumah. "Benda diduga atau mirip bom itu ditemukan di halaman rumah, Rabu pagi ini.

Dipastikan tidak ada korban jiwa," kata Dedi. Brigjen Pol Dedi Prasetyo juga mengatakan Densus 88 Antiteror akan membantu tim Polda Metro Jaya untuk menyelidiki kasus teror bom di kediaman dua pimpinan KPK. "Saat ini Polda Metro sedang membentuk tim, tentunya akan di back-up oleh Mabes Polri, dalam hal ini Densus 88," ujar Dedi.

Pelibatan Densus 88, kata dia, dikarenakan kompetensi dan pengalaman yang dimiliki dalam mengungkap kasus berkaitan dengan bahan peledak.  "Densus 88 memiliki pengalaman mengungkap berbagai kasus, peristiwa, yang terkait dengan masalah bahan peledak. Juga memiliki kompetensi yang cukup lengkap, oleh karena itu tugasnya Densus adalah mem-back up tim yang sudah dibentuk bapak Kapolda Metro Jaya," jelasnya.

Jenderal bintang satu itu menegaskan pihaknya akan bekerja maksimal untuk mengungkap kasus ini. "Saat ini sedang mengolah TKP, menganalisa alat bukti, dan tim ini akan bekerja secara maksimal," ujar Dedi.

Tetap ke Kantor

Meski rumah keduanya menjadi sasaran teror, Ketua KPK Agus Rahardjo dan Wakil Ketua KPK, Laode Muhammad Syarif tetap bekerja seperti biasa di gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan. "Iya, tetap menjalankan kegiatan sesuai dengan tugas masing-masing," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah.

Suasana di sekitar gedung KPK pun nampak normal. Tak ada penjagaan ketat dari anggota Polri di sekitar kantor lembaga antirasuah itu. Kegiatan pemeriksaan maupun kunjungan dari keluarga para tersangka yang ditahan KPK juga terlihat tampak seperti hari biasa. Meski tetap beraktivitas, pimpinan KPK belum mau memberikan tanggapan terkait teror bom yang menyasar rumah Agus dan Laode.

Terpisah, pihak Istana menilai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai penegak hukum harus terbebas dari tindakan-tindakan intimidasi atau teror dalam menjalankan tugasnya memberantas korupsi. Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi mengaku belum mendapatkan informasi secara detail terkait kejadian intimidasi kepada pimpinan KPK Laode M Syarif oleh pihak tertentu.

Johan yang merupakan mantan Jubir KPK enggan berspekulasi dan lebih baik menunggu penjelasan kepolisian dalam melakukan proses penyelidikan kasus tersebut. "Tentu tidak boleh di dalam negera yang demokrasi dan berdasarkan hukum ini ada pihak-pihak yang melakukan upaya-upaya semacam intimidasi kepada penegak hukum, dalam hak ini pimpinan KPK," tutur Johan.

Johan menilai aksi intimidasi kepada pimpinan KPK, tidak dapat disangkutpautkan dengan persoalan pemberantasan korupsi begitu saja, tetapi perlu dilihat sisi lainnya seperti masalah pribadi atau lainnya. "Enggak bisa dihubungkan (dengan kasus yang akan diungkap atau sudah), belum tentu ada kaitannya dengan satu orang atau satu kasus dan teror di KPK bukan hanya fisik, tapi juga magic itu juga pernah," paparnya.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo meminta Polri usut tuntas dan temukan pelaku serta dalang dari aksi teror bom di rumah dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). "Mengutuk keras aksi yang tidak bertanggung jawab kepada Pimpinan KPK.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved