Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Terkait Hutang Piutang, Bupati Yasti Tantang Jainuddin Sumpah Pocong, Ini Tanggapan Papa Et

Terkait Hutang Piutang, Bupati Yasti Tantang Jainuddin Sumpah Pocong, Ini Tanggapan Papa Et

Penulis: Maickel Karundeng | Editor: David_Kusuma
Tribun manado / Maickel karundeng
Bupati Yasti menggelar konferensi pers terkait hutang piutang dengan Jainuddin Damopolii 

Walaupun menang atas petahana pada Pilkada 2013 silam, namun menurut Yasti, tidak sedikit energi serta biaya yang disiapkan. Mulai dari akomodasi tim hingga aksesoris lainnya, tanpa ada biaya dari calon Wakil Wali Kota Jainuddin Damopolii.

Nah, uang Rp 500 juta yang dipinjamnya digunakan untuk keperluan pribadi, bukan kepentingan tim pemenangan.

Yasti tidak pernah meminta dibuatkan kuitansi dan jaminan surat perjanjian dari Jainudin, jadi surat perjanjian tersebut mereka yang buat sendiri.

“Jadi siapa yang berdusta. Makanya saya tantang untuk sumpah pocong agar siapa yang berdusta keluarganya siap mati siksa. Begitu pula sebaliknya apabila ucapan saya salah, maka saya bersama keluarga akan mati," tuturnya.

Baca: Gunung Karangetang Status Siaga, Masyarakat Dilarang Mendaki

Baca: Aktivitas Gunung Karangetang Hari Ini Berada di Status Level III atau Siaga

Politik itu komitmen. "Itulah sengaja saya untuk meminta agar disumpah pocong. Silahkan undang Imam dari mana, dan di Masjid mana kita sumpah pocong,” tuturnya.

Tatong Bara menambahkan, soal peminjaman berawal dari Manado. Surat perjanjian tersebut mereka buat sendiri.

"Saya pesimis karena mendekati Pilwako, dana yang dijanjikan untuk Pilwako Rp 2,5 miliar tidak ada sama sekali," ungkapnya.

Yang menjadi pertanyaan, apa kontribusinya kepada tim pemenangan saat Pilwako.

"Berbicara politik, kami tidak berbicara terkait hutang, tapi adalah komitmen. Kami menuntut Jainuddin untuk mengakui dan tidak memutarbalikkan fakta," jelas Ibu Tatong.

Sementara itu Jainuddin Damopolii saat dimintai tanggapan awak media tak menanggapi sumpah pocong tersebut.

“Sumpah lagi dengan Odi-Odi supaya lengkap. Kayaknya tidak penting saya tanggapi, karena nanti dianggap pencitraan. Terserah merekalah, mau ke KPK atau kemana. Siapa takut? Tapi kalau sekedar pencitraan, tidak usahlah,” terang Papa Et sapaan akrabnya. (Kel)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved