Kunjungi Anak-anak di Pengungsian, Presiden Joko Widodo Ajak Main Tebak-tebakan
Ratusan anak-anak dan warga terdampak tsunami di Lampung Selatan menyambut Presiden Joko Widodo yang
Penulis: David_Kusuma | Editor: David_Kusuma
“Alhamdulillah kalua ada kunjungan seperti ini anak-anak terhibur, ibunya juga senang karena anak-anak bisa bergembira lagi. Saya khawatir anak-anak jadi trauma,” tuturnya.
Usai menemui anak-anak, Presiden didampingi Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita menemui para pengungsi. Presiden menanyakan bagaimana kebutuhan dasar warga apakah sudah tercukupi atau belum seperti kebutuhan makan, sandang, maupun kondisi tempat tinggal sementara mereka sekarang.
Presiden kemudian menemui tiga ahli waris korban meninggal untuk menyerahkan santunan. Santunan diberikan sebesar Rp15 juta per jiwa. Presiden menepuk pundak seorang bapak yang menerima santunan seraya membisikkan sesuatu. Pria tua berkaos hitam itu tampak mengangguk-angguk dengan mata berkaca-kaca.
Turut mendampingi Presiden dalam kunjungan ini Menko Polhukam Wiranto, Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Ditemui usai kunjungan Presiden, seorang pengungsi yang juga Ketua RT 15 di Dusun IV Sigenom Desa Tejang Pulau Sebesi, Tous Sofiyan (46) mengatakan, setelah kejadian tsunami pada 22 Desember 2018 lalu, warga yang masih berdiam di bukit diminta turun oleh Sekretaris Desa.
Mereka kemudian diminta untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman mengingat kondisi cuaca buruk dan Gunung Anak Krakatau yang berstatus Waspada.
"Kami diangkut menggunakan kapal. Perjalanan sekitar 2,5 jam. Lalu kami ditempatkan di lapangan tenis ini," tutur Sofiyan didampingi istri dan anaknya duduk di matras pengungsian.
Ia menceritakan gelombang air yang tinggi menghantam pemukiman warga sebanyak dua kali. Sesaat setelah kejadian, warga mengungsi ke tempat yang lebih tinggi dan dirasa aman. Sehari setelah tsunami, Sofiyan mendata warganya dan kerusakan rumah.
"Ada 45 KK (120 jiwa) terdapat satu otang luka, sembilan rumah rusak berat dan 19 rumah rusak ringan," tuturnya.
Tsunami di Provinsi Lampung menyebabkan kerusakan di Kabupaten Lampung Selatan, Tanggamus, dan Pesawaran.
Pemerintah Provinsi Lampung telah menetapkan status tanggap darurat pada 22 Desember 2018 hingga 31 Maret 2019. Sementara Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan menetapkan status tanggap darurat 23 - 29 Desember 2018, kemudian diperpanjang 30 Desember 2018 - 5 Januari 2019.
Dampak tsunami hingga 31 Desember 2018 berdasarkan data BNPB sebanyak 120 jiwa meninggal (Lampung Selatan 118 jiwa, Tenggamus 1 jiwa, dan Pesawaran 1 jiwa). Dari jumlah tersebut, 9 di antaranya merupakan Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (KPM PKH).
Tsunami juga menyebabkan 7 jiwa hilang, 108 jiwa luka berat/rawat inap, 108 jiwa mengungsi, 625 rumah rusak (termasuk 167 KPM PKH dan Kartu Keluarga Sejahtera/KKS hilang), 7.942 jiwa mengungsi.
Mensos mengatakan untuk pemenuhan kebutuhan tempat tinggal sementara dan perlengkapan terdiri dari tenda serba guna keluarga dan tenda gulung 332 unit, velbed, selimut dan kasur busa 1.600 unit, perlengkapan keluarga dan anak-anak 400 paket.
Sementara untuk pemenuhan kebutuhan makanan, telah disalurkan makanan siap saji dan lauk pauk 3.600 paket, mie Instan 32.000 bungkus, serta pengoperasian Dapur Umum Lapangan di 8 titik dengan produksi 24.000 nasi bungkus/hari, serta dapur mandiri yang dikelola oleh masyarakat.
Baca: Joko Widodo Minta Pendukungnya Belajar dari Kemenangan Donald Trump dan Brexit
Baca: 32 Tahun Menikah, Presiden Joko Widodo Mengaku Tak Pernah Ucap I Love You pada Iriana
Baca: Tingkah Jokowi Membersihkan Meja Membuat Pramugari Pesawat Kepresidenan Kaget: Baru Pertama Kali
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/kunjungan-presiden-di-lampung2.jpg)