Berita di Papua
Kisah Simon dan Joni Selamat dari Pembantaian di Papua: Ikut Ibadah Natal hingga Diselamatkan Warga
Sejumlah korban selamat dari pembantaian KKB di di Nduga Papua menceritakan pengalaman mereka selamat dari penembakan
Dia tidak akan memaksa suaminya untuk segera pulang. Ridha tahu, saat ini keterangan Simon sangat dibutuhkan untuk pemeriksaan kejahatan KKB.
Yang penting dia sudah selamat. Saat ini, dia diamankan di salah satu hotel di Timika. Dia dijaga ketat, dan saya akan setia menantinya pulang. Biar saja dulu dia memberi kesaksian pelariannya di sana, saya tahu, saat ini dia sangat dibutuhkan,” kata Ridha, Minggu (9/12).
Ibadah Natal
Simon Tandi dan Joni Pariangan, selamat dari peristiwa pembantaian oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Bukit Kabo, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.
Nyawa mereka pun sempat terancam, namun diselamatkan warga Nduga, melalui perjalanan di hutan belantara selama tiga hari.
Kejadian itu dimulai pada Sabtu (1/12), Simon dan Joni selamat karena tengah mengikuti ibadah Natal di Gereja Protestan Nduga.
Gereja ini adalah tempat rutin yang didatangi Simon, lokasinya tak jauh dari camp tempat mereka tinggal.
“Saya sering ke sana untuk berdoa dan ibadah. Apalagi ada ibadah Natal, maka saya tidak akan menyia-nyiakan waktu untuk pergi ke Gereja,” kata Simon.
Menurut Simon, tidak disangka, kegiatan ibadah Sabtu itu menyelamatkannya. Ketika dia kembali ke camp, dia melihat kondisinya sudah berantakan.
Semua tas berisi pakaian berhamburan dan makanan berserakan di tanah. Sebanyak 29 temannya juga tidak ada.
Saat itu Simon bersama Jhon Tandi alias Joni. Mereka lantas bertanya pada warga sekitar mengenai situasi kondisi yang terjadi. Simon kaget, mendengar puluhan temannya dibawa ke Puncak Kabo dan diikat seperti tahanan perang.
“Saya kaget, saya bingung. Tapi saya dan Pak Joni memutuskan menyusul mereka, karena katanya saya juga dicari. Waktu itu, hati saya sudah bilang, mungkin kami akan disiksa dan dipukuli di atas,” kata Simon sembari menyebut biaya kuliah anak adalah alasannya bekerja di PT Istaka Karya di Papua.
Ketika Simon dan Joni berniat membantu teman-temannya menuju ke Puncak Kabo, tiba-tiba ada warga yang memanggil mereka dengan bahasa daerah setempat.
Simon tidak mengerti apa yang diucapkan warga tersebut, namun dari bahasa isyarat terbaca kesan pesan bahwa mereka terancam akan dibunuh.
“Saya tidak mengerti apa maksudnya warga, karena pakai bahasa daerah. Tapi gerak tangannya seperti bilang kalau saya akan ditembak. Saya tidak tahu, harus melarikan diri ke mana,” sebutnya.