Kisah Juragan Lele Berpenghasilan Rp 100 Juta per Hari, Begini Caranya Beri Makan
Kisah Juragan Lele Berpenghasilan Rp 100 Juta per Hari, Begini Caranya Beri Makan
“Panen dilakukan siang menjelang sore seperti hari ini. Sampai Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, atau Bekasi, malam,” tutur Sarman yang akrab dipanggil Juragan Maman.
Baca: Wanita di Banjar Meninggal Setelah Digigit Ular Kobra, Begini Kepercayaan Masyarakat Setempat
Baca: Kronologi Seorang Pria di Sumsel Tega Bunuh Anaknya Berusia 3 Tahun dengan Cara Sadis
Puluhan ton lele
Ia bercerita, awalnya, di awal tahun 2000-an ia ikut mertuanya memelihara udang windu, lalu beralih memelihara lele, mengikuti jejak Maming.
Dari hasil bekerja membantu sang mertua, ia membeli satu kolam atau tambak lele. Tahun demi tahun jumlah kolam yang ia miliki bertambah, terutama setelah tahun 2010.
Luas kolam masing-masing umumnya berukuran sekitar 500 meter persegi. Ke-200 kolam Maman ini belum termasuk puluhan kolam peternak lele lain yang digadaikan kepadanya.
“Peternak di sini biasa menggadaikan kolamnya kepada peternak lain jika yang bersangkutan tiba-tiba membutuhkan uang dalam jumlah besar. Saat kolam digadaikan, peternak lele yang menerima gadai memanfaatkan kolam yang digadai untuk memelihara lele,” papar Maman.
Dari 200 kolam milik Maman, 100 di antaranya ia urus sendiri, sedangkan 100 lainnya diserahkan kepada 10 pekerja tetap yang bertugas merawat lele sejak larva sampai panen.
“Sebanyak 10 pekerja lainnya saya bayar harian untuk membersihkan kolam termasuk mengganti air. Mereka bekerja untuk 200 kolam saya ditambah sekitar 100 kolam milik peternak lainnya yang digadaikan pada saya,” tutur Maman.
Pekerja harian ini tugasnya tidak seberat para pekerja tetap.
“Ke-20 pekerja ini bekerja mulai pukul 08.00–16.30. Untuk pekerja harian, tidak setiap hari bekerja. Mereka bekerja sesuai kebutuhan,” ucap Maman.
Saat ini, setiap hari Maman memanen lele lebih dari 7 ton. Jika harga terendah sekilogram lele dari peternak Rp 15.000 seperti sekarang, maka pendapatan kotor Maman setiap hari 7.000 x Rp 15.000 = Rp 105 juta.
Sekurangnya ada tiga juragan lele sekelas Maman di Desa Krimun. Sementara desa tetangganya, Puntang, memiliki sekurangnya dua juragan lele sekelas Maman. Itu artinya, setiap hari di kedua desa tersebut panen lele sampai puluhan ton.
“Tapi jangan bayangkan usaha budidaya lele ini selalu lancar ya. Sampai sekarang saya masih sering tertipu para pengepul lele di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), terutama Jakarta. Saat ini uang saya yang masih tercecer di antara mereka masih sekitar Rp 500 juta. Puluhan juta lainnya lenyap,” ungkapnya.
Maman lalu bercerita, saat satu truk lele dibawa ke pengepul, lele hanya dibayar separuh bahkan kadang sepertiga dari harga yang sudah disepakati.
Saat satu truk lele berikutnya dibawa lagi, pengepul bahkan nyaris membatalkan pembelian, kecuali boleh berutang.