Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Nasional

Hadiri Kongres, Bert Polii Ingin Keanggotaan, Pertandingan dan Master Point Gabsi Perlu Ditata

Hadiri Kongres, Bert Polii Ingin Keanggotaan, Pertandingan dan Master Point Gabsi Perlu Ditata

Penulis: | Editor: Aldi Ponge
ISTIMEWA
PB Gabsi akan menggelar Kongres Gabsi memilih Ketum PB Gabsi yang baru pada 7 dan 8 Desember 2018 

Laporan Wartawan Tribun Manado David Manewus

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - PB Gabsi akan menggelar Kongres Gabsi memilih Ketum PB Gabsi yang baru pada 7 dan 8 Desember 2018

Selain itu uga akan mengevaluasi kinerja PB Gabsi sebelumnya dan menyusun program 4 tahun kedepan yang wajib dilaksanakan oleh PB Gabsi terpilih.

Kongres Gabsi akan dihadiri oleh wakil dari Gabungan atau sekarang lebih tepat disebut Kabupaten/Kota dan wakil dari Propinsi yang terdaftar di Gabsi.

Mereka akan mewakili para anggota PB Gabsi untuk menata PB Gabsi kedepan agar semakin baik.

Baca: Krisis Pertama Maurizio Sarri di Chelsea: Lebih Buruk daripada Era Conte

Sehubungan dengan hal ini, Bert Polii, yang telah berkecimpung di 7 periode PB Gabsi dengan 6 Ketum berbeda menyampaikan masukan agar bisa dibahas lebih khusus di Komisi yang membidangi Teknik.

"Selama ini kita telah alpa menangani keanggotaan PB Gabsi dengan baik sehingga kita tidak tahu persis jumlah anggota kita. Padahal setiap tahun, PB Gabsi harus membayar iuran kepada World Bridge Federation sebesar 1 US$ per tahun," katanya.

Ia mengatakan selama ini angka yang disampaikan ke WBF hanya dugaan saja dan terakhir berada pada angka 8.250 anggota.

"Di Anggaran Rumah Tangga PB Gabsi tahun 2006, ditetapakan sebagai berikut 

Baca: Virgil van Dijk Nyaris Meninggal Dunia Saat Berkarier di Belanda

Uang pangkal anggota biasa Rp. 10.000 dan iuaran anggota sebesar Rp. 5.000 per bulan. Kita tidak usah dulu berbicara soal anggota luar biasa dan anggota kehormatan," ujarnya.

Ia mengatakan ini sudah perlu di revisi. Ia mengaku kebetulan menjadi anggota American Contract Bridge League dan membayar sekitar 52 US$ per tahun. 

"Mungkin tidak perlu sebesar itu angkanya tetapi yang lebih wajar agar pemain wajib membayar. Semua turnamen juga harus seijin PB, Pengprov dan Pengkot/Pengkab dan setiap pemain yang ingin ikut wajib menjadi anggota Gabsi," ujarnya.

Ia mengatakan di Amerika, ada keringanan buat peserta yang hanya ingin ikut di satu turnamen bisa menjadi anggota sebulan dengan membayar lebih murah. Namun ACBL mendapat keuntungan karena ia sudah mempunyai data tentang pemain tersebut. 

"Selanjutnya melalui email mereka akan menawarkan apa akan melanjutkan atau tidak. Jika belum mau ya tidak apa-apa tapi ada kesempatan untuk “renewal” pada kesempatan berikut," ujarnya.

Ia mengatakan perlu dibuat website kemudian membuat program khusus untuk pertandingan, cara menghitung skor, melaporkan hasil pertandingan secara online dan pemberian master point. Untuk itu perlu ditetapkan kategori setiap turnamen atau latihan di klub dan sebagainya.

"Turnamen Director juga perlu dilatih secara khusus dan bagi yang lulus diberikan sertifikat untuk menggunakan program yang dibuat. Dengan demikian hasil pertandingan bisa dilihat secara online oleh anggota yang teregister," katanya.

Ia mengatakan ketika ini sudah berjalan baik maka otomatis master point akan ikut tertata.

"Selanjutnya masalah Peraturan Teknik. Selama ini kita masih berpatokan pada Peraturan Teknik 2008 padahal sudah banyak perubahan yang dilakukan terutama menyangkut Kejurnas Bridge.
Jika merasa bahwa pola Kejurnas Propinsi digabung dengan Antar Gabungan sudah tepat karena selain ada subsidi silang, kedua event ini digelar setahun sekali bukan dua tahun sekali seperti sebelumnya," katanya.

Menurut Bert idealnya Kejurnas itu sekitar 9-10 hari termasuk upacara pembukaan dan penutupan. Sebenarnya yang terjadi diluar negeri saat ini umumnya tidak ada pembukaan atau kalau ada diadakan setelah pertandingan hari pertama di malam hari. 

"Karena jadwal Kejurnas sekarang hanya main sampai sekitar pukul 19.00 sehingga bisa dilanjutkan dengan upacara pembukaan.
Hal yang bisa mengurangi hari pertandingan dengan mempertimbangkan Antar Gabungan untuk dibagai 5 kelas. Kelas A, B, C dan D masing-masing 8 Gabungan dan sisanya di kelas E," ujarnya

Dengan demikian katanya babak penyisihan hanya butuh 2 hari dan final atau play-off 1 hari. Jadi Kejurnas Antar Propinsi dan Gabungan butuh 6 hari dan 3 atau 4 hari sisanya untuk Pasangan dan Indonesia Open yang bisa diikuti peserta asing.

Selanjutnya katanya masalah siapa saja yang boleh ikut di Antar Kabupaten/Kota dan Propinsi sudah saatnya diatur apakah berdasarkan domisili atau klub.

Karena Antar Propinsi sudah diadakan setahun sekali maka dasar penetapan kuota PON bisa berdasar hasil Kejurnas Antar Propinsi.

"Ada mungkin yang berpendapat kurang fair dijadikan dasar karena ini dua patkawan. Jalan keluarnya bisa diatur sekaligus untuk mengangkat pemain junior," ujarnya 

 Setiap tim Antar Propinsi kata dia wajib menyertakan minimal 2 pasangan junior dan setiap bertanding satu pasangan junior wajib diturunkan.

"Untuk sementara ini dulu masukan buat peserta Kongres Gabsi semoga bisa dikembangkan sehingga Gabsi kedepan tambah baik," ujarnya.

TONTON JUGA:

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved