83 Balita Sulut Terinfeksi HIV: 3 Persen dari 2.444 Penderita

HIV/AIDS mengancam Sulut. Tak hanya di perkotaan, penyakit mematikan ini juga menyebar di wilayah kepulauan.

Pengelola KPA Manado Joni Wuisan menyatakan,
warga kepulauan harus tes HIV/AIDS di Manado. "Di sana alatnya belum tersedia," kata dia. Menurut Wuisan, sekiranya alat itu tersedia, ia meyakini jumlah penderita HIV/AIDS di kepulauan akan makin tinggi.

Ia menengarai tingginya HIV/AIDS di kepulauan dikarenakan banyaknya penambang asal daerah itu yang bekerja di Papua. "Papua itu wilayah endemik AIDS, " kata dia.

Menurut dia, selama ini pihaknya berfokus pada kaum yang rentan HIV/AIDS seperti lesbian gay biseksual transgender (LGBT), wanita tunasusila. Upaya tersebut cukup berhasil. Ke depan, KPA akan memfokuskan upaya pencegahan pada masyarakat luas.

"Terbukti yang banyak terkena penyakit itu justru pekerja swasta dan wiraswasta, " kata dia. Untuk obat, kata dia, tidak masalah kendati harus disuplai dari Manado.

Beda dengan Sangihe, Kabupaten Kepulauan Sitaro relatif aman. Data dari Dinkes Sitaro menunjukan sejak 2014, hanya dua orang positif HIV/AIDS. Pada tahun 2015 ada satu orang, 2016 ada dua HIV dan 5 AIDS.

"Untuk 2017 belum ada data juga 2018, masih belum ada, lantaran semuanya dari provinsi," kata Rainers Kakondo Sekretaris Dinkes, Kamis kemarin. Ia mengatakan, biasanya para penderita harus mengambil obat di Manado ataupun dibawa ke RSUD Lapangan Sawang.

"Kami juga belum mengetahui apa­kah para penderita HIV/AIDS tersebut sudah meninggal atau belum," jelasnya. Ia mengatakan, semua yang sudah terdaftar sudah pasti mendapatkan perawatan dari rumah sakit tersebut. (art/ryo)