Massa Reuni 212 Akan Putihkan Jakarta: Ada Pengibaran Sejuta Bendera
Ketua Media Center Persaudaraan Alumni (PA) 212, Novel Bamukmin menegaskan bahwa bendera
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA – Ketua Media Center Persaudaraan Alumni (PA) 212, Novel Bamukmin menegaskan bahwa bendera yang diizinkan dalam acara Reuni Akbar 212, Minggu (2/12) hanya bendera berwarna putih. Hal itu menurutnya sesuai dengan tagline yang dibawa dalam acara tersebut yaitu putihkan Jakarta.
“Tema yang kami bawa adalah putihkan Jakarta, jadi kami harap bendera yang dibawa hanya bendera berwarna putih dan juga hanya bendera Merah Putih, pakaian peserta juga diharapkan serba putih,” jelas Novel Bamukmin.
Novel menjelaskan pengibaran sejuta bendera yang akan dilakukan selama Reuni Akbar 212 berkaitan dengan kasus pembakaran bendera yang terjadi beberapa waktu lalu di Jawa Barat. Novel juga menegaskan pihaknya melarang adanya atribut lain dalam Reuni Akbar 212 termasuk pengibaran bendera.
“Saya tegaskan bahwa tidak ada agenda politik di sini, tak akan ada yang bawa atribut politik, tapi tokoh politik siapapun boleh hadir, karena kami memang undang presiden, wakil presiden beserta capres dan cawapres,” pungkasnya. Aksi Reuni 212 itu diperkirakan akan dihadiri 3 sampai 4 juta peserta yang dikonsentrasikan di kawasan Monas.
Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini menyambut baik rencana digelarnya Reuni Akbar 212, di Lapangan Monas. Menurutnya acara tersebut positif untuk mengokohkan ke-Indonesiaan.
"Saya lihat acara ini positif untuk mengokohkan keindonesiaan. Spirit 212 itu positif sejak awal karena ia lahir sebagai reaksi atas tindakan yang menodai keindonesiaan yaitu penistaan agama," kata Jazuli.
Menurutnya dalam acara reuni 212 tampak kebhinekaan Indonesia. Pada aksi 212 dua tahun lalu acara dihadiri masyarakat dari berbagai latar belakang. Tidak hanya dari Jakarta juga dari berbagai daerah di Indonesia.
"Ini bukti kebhinnekaan dari aksi-aksi selama ini," tuturnya.
Karena itu, menurut Anggota Komisi I ini, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari acara Reuni Akbar 212. Justru gerakan 212 bisa menghasilkan senyawa dan energi positif bagi bangsa karena nuansa ukhuwah yang sangat kental terasa pada gerakan ini.
Bukan hanya ukhuwah sesama umat Islam tapi juga sesama warga bangsa. "Negara sudah semestinya mengapresiasi dan memberi ruang bagi tumbuhnya kesadaran ukhuwah ini karena spiritnya untuk menjaga bangsa ini, menjaga keindonesiaan yang kita cintai bersama sejalan dengan nilai-nilai dasar negara Pancasila dan konstitusi UUD 1945," tuturnya.
Karena itu, ia berharap kepada seluruh peserta yang akan ikut Reuni 212 untuk tetap menjaga ketertiban dan mewaspadai setiap gangguan termasuk provokator yang mungkin saja membuat kegaduhan. Sehingga tujuan digelarnya reuni 212 dapat tercapai dengan baik.
Sementara itu Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily merespon ajakan Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon agar Presiden Joko Widodo menghadiri acara Reuni Akbar 212. Ace mengatakan, tidak semua Alumni 212 bersepakat untuk mengadakan reuni akbar.
Sebab, tuntutan untuk memproses secara hukum Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam kasus penodaan agama sudah selesai. Ahok saat ini masih menjalani hukuman di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.
"Sekarang kan' Ahok sudah dihukum, terus sekarang mau apalagi?" ujar Ace.
Ace berharap acara Reuni Akbar 212 tidak disusupi kepentingan politik praktis. Ia pun mempertanyakan tujuan diadakannya acara Reuni Akbar 212. "Urgensinya apa? Semangatnya apa sih yg mau dibangun dari (reuni) itu," tutur Ace.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera, Fahri Hamzah menilai Presiden Jokowi akan mendapatkan keuntungan bila menghadiri reuni 212. Apalagi, karena reuni disebut Fahri memiliki semangat persatuan. "Persatuannya itu persatuan apa? Kelompok yang mana? Apa yang mau kita bela, persatuan apa yang mau kita bela," ucap Ace merespon pernyataan Fahri.
20 Ribu Personel Polisi Disiapkan
Polda Metro Jaya telah merencanakan skema pengamanan untuk reuni aksi 212. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono, mengungkapkan pihaknya menerjunkan puluhan ribu untuk mengamankan aksi ini.
"Jadi ada 20.000 personel gabungan dari TNI, Polri dan juga oleh pemerintah daerah. Intinya ada beberapa lokasi yang akan disiapkan yang akan digunakan untuk mengamankan," ujar Argo.