Massa Tuntut Minta Maaf: Kubu Prabowo Jawab Dua Tudingan soal Ojek Online
Para pengemudi ojek online di sejumlah kota melakukan aksi unjuk rasa menuntut Prabowo Subianto minta maaf.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Para pengemudi ojek online (ojol) di sejumlah kota melakukan aksi unjuk rasa menuntut Prabowo Subianto minta maaf terkait pernyataannya dalam acara Indonesia Economic Forum 2018.
Namun Juru Bicara Prabowo-Sandi, Andre Rosiade, menyebut ada indikasi mobilisasi ojek online untuk berunjuk rasa kepada Prabowo.
Selain itu Andre menduga ada yang ingin mendiskreditkan Prabowo, melalui narasi seolah-oleh Prabowo menghina ojek online.
"Ada dugaan indikasi, ada yang mencoba mendiskreditkan Pak Prabowo, dengan membangun narasi menghina ojek online. Ada indikasi mengompori dan memprovokasi," ujar Andre saat dihubungi di Jakarta, Minggu, (25/11).
Dalam Idonesia Economic Forum 2018, Rabu, 21 Desember lalu, Prabowo menurut Andre hanya memberikan gambaran mengenai kebanyakan pemuda Indonesia dalam berkarier. Prabowo merasa prihatin, pemuda yang lulus SMA kemudian menjadi ojek online.

"Prabowo hanya memberi gambaran. Ada nggak orangtua yang cita citanya setelah tamat SMA anaknya jadi ojek online. Prabowo prihatin, yang tamat SMA hanya jadi ojek online, bukan maksud menghina ojek online," katanya.
Andre yang juga merupakan anggota Badan Komunikasi Gerindra mengeaskan Prabowo jelas mendukung ojek online. Bahkan hanya Prabowo yang berani berkomitmen melindungi keberadaan ojek online.
Dalam kontrak politik bersama serikat buruh pada 1 Mei 2018 lalu, ada satu poin yang isinya Prabowo berjanji menyiapkan peraturan untuk menjamin keberadaan ojek online.
"Prabowo juga menjamin kebebasan berserikat dan berkumpul, jadi jelas itu bentuk keberpihakan. Jauh lebih konkrit daripada Jokowi-Ma'ruf. Tentunya kontrak politik tersebut ditransformasikan ke dalam visi misi Prabowo-Sandi 2019," katanya.
Pengemudi ojek online berunjukrasa di sejumlah daerah di Indonesia memprotes pidato Prabowo yang dinilai menghina profesi ojek online.
Dalam Indonesia Economic Forum 2018 di Shangri-la Hotel, Prabowo menjelaskan mengenai alur pekerjaan kebanyakan pemuda Indonesia melalui meme. Prabowo menjelaskan rentetan topi berwarna merah, biru, abu, kemudian hijau.
"Yang ini (merah) adalah SD, setelah lulus kemudian ia melanjutkan ke SMP, kemudia ke SMA, lalu pengemudi ojek, sedih, tapi inilah kenyataan sekarang ini," katanya.
Mengenai pernyataan Prabowo soal keputusan Pemerintah Australia memindahkan kantor kedubes dari Tel Aviv ke Yerusalem, Direktur Hubungan Internasional Prabowo-Sandi, Irawan Ronodipuro menyayangkan sikap salah paham sejumlah pihak.
Pernyataan soal pemindahan Kedubes Australia ke Yerusalem itu tercetus setelah Prabowo berpidato di Indonesia Economic Forum 2018.
Saat itu Prabowo menjawab pertanyaan wartawan asing soal sikapnya mengenai rencana pemindahan Kedubes Australia dari Tel Aviv ke Yerusalem. "Jelas saya berada di sana ( Indonesia Economic Forum 2018) saat itu.
Pernyataan Pak Prabowo soal pemindahan Kedubes Australia ke Yerusalem itu disalahartikan. Bahkan ada media yang memelintir juga," ujar Irawan Ronodipuro, dalam keterangannya, Minggu.
Namun kata Irawan, yang lebih disesali adalah adanya seorang tokoh yang sebelumnya mendukung pasangan Prabowo malah menjadikan ini sebuah polemik dan mengeluarkan pernyataan yang menyerang Prabowo.
"Jangan hanya karena berbeda pandangan politik lantas menyerang membabi-buta. Padahal dikenal sebagai tokoh agama, padahal tahu perjuangan Pak Prabowo untuk Palestina.
Tapi lantaran pernah diperiksa KPK jadi takut pada penguasa dan menyebarkan cerita salah yang menyerang Prabowo. Menjilat penguasa," kata Irawan.
Menurutnya, Prabowo langsung mengirim bantuan ketika Israel menginvasi Palestina. "Bantuan Prabowo ini bukan karena apa-apa tapi karena kemanusiaan dan keadilan," terangnya. (tribunnetwork/fik)