Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

GSVL Fogging Nyamuk DBD: Dinkes Sulut Tekan Jumlah Penderita

Demam berdarah dengue atau DBD masih menjadi momok bagi masyarakat di Sulawesi Utara.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
IST
Kegiatan Fogging Nyamuk DBD di Seluruh Wilayah Kota Manado 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO – Demam berdarah dengue atau DBD masih menjadi momok bagi masyarakat di Sulawesi Utara. Beberapa kabupaten dan kota mencatat puluhan bahkan ratusan kasus DBD hingga November 2018.

Kota Manado tak luput dari wabah yang disebarkan nyamuk Aedes aegypti ini. Kota Manado membukukan ada 12 kasus positif DBD sampai bulan Oktober untuk tahun berjalan, data Dinas Kesehatan Provinsi Sulut.

Paling banyak di Kabupaten Minahasa Utara. Tercatat ada 73 kasus DBD yang terjadi di kabupaten ini. Kemudian diikuti Kabupaten Bolaang Mongondow Timur sebanyak 68 kasus. Tak kalah jumlahnya di Kabupaten Minahasa dan Kota Kotamobagu. Dinkes Sulut menerima informasi masing-masing ada 27 dan 26 kasus DBD (lihat grafis).

Wali Kota Manado, GS Vicky Lumentut menginstruksikan petugas Dinkes untuk siaga dan terus melakukan fogging (pengasapan) di seluruh kecamatan. "Dinkes telah saya perintahkan untuk terus melakukan fogging di seluruh wilayah Kota Manado. Kami meminta kesadaran masyarakat bisa hidup sehat lewat aksi menjaga kebersihan di sekitar kita," ujar Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai NasDem Manado ini, Jumat (23/11/2018).

Menurutnya, fogging dilakukan menghadapi perubahan cuaca, nyamuk pembawa DBD dapat berkembang biak dengan cepat. Meski demikian, orang nomor satu di Manado itu mengimbau warganya menjaga kebersihan lingkungan. Terutama membersihkan tempat-tempat yang menjadi sarang nyamuk.

"Saya imbau warga Kota Manado agar ikut menjaga kebersihan di lingkungan sekitar termasuk di rumah. Tempat-tempat tergenang air yang sering menjadi sarang nyamuk harus dibersihkan setiap saat. Jangan tunggu sudah ada kasus DBD, baru ramai-ramai membersihkan," kata dia.

Sebelumnya, Kamis (23/11), Vicky turun langsung melaksanakan fogging di Kecamatan Malalayang. Seperti di kompleks Perum Celebes, Lingkungan VII, Kelurahan Malalayang Barat dan kompleks TK Namu School Manado, Kelurahan Winangun Dua.

Kepala Dinkes Manado, Marini Kapojos mengatakan, telah mengedarkan surat kewaspadaan dini pada camat, lurah dan puskesmas. Pihaknya meminta masyarakat untuk rajin melakukan gerakan menguras, penutup dan mengubur atau 3M untuk mencegah DBD.

Kondisi cuaca yang tak tentu berisiko menimbulkan penyakit DBD. Sejumlah warga pun meminta pemerintah melakukan pengasapan di permukiman. "Ada kenalan saya, temannya meninggal karena DBD. Padahal sudah dewasa, karena tak peka, meninggal. Saya kira tindakan pengasapan di rumah-rumah warga itu penting," ujar Allan, salah seorang warga Teling.

Sampai November tahun ini, Kotamobagu terjadi 26 kasus DBD. "Data itu berdasarkan laporan dari puskesmas dan rumah sakit ke Dinkes," ujar Vonny Kawuwung, Kasie Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit, Dinkes Kotamobagu kepada tribunmanado.co.id.

Lanjut Vonny, setelah menerima informasi, Dinkes menyelidiki untuk mengambil tindakan. Di-fogging ketika banyak ditemukan jentik nyamuk. “Sejauh 200 meter radius dari tempat awal. Kalau ditemukan jentik sebanyak 5 persen, maka itu harus di-fogging," ujar Vonny.

Sebaliknya, jika tidak memenuhi syarat, petugas melakukan penyuluhan kepada masyarakat untuk melakukam pemberantasan sarang nyamuk. Ia menganjurkan pola ‘3M plus memakai handbody antinyamuk. “Nanti itu dilakukan oleh masyarakat," ujar dia.

Kabupaten Minut terbanyak dari tiga daerah ini. Hingga November, sudah 73 kasus DBD. "Bulan ini ada sekira 7 pasien dirawat di RS Walanda Maramis, bulan lalu ada 27," kata Kepala Dinkes Minut Rina Widayati, Jumat (23/11) pagi.

Sebut dia, kasus DBD terbanyak terdapat di Kecamatan Kauditan dengan 101 kasus. Di wilayah Airmadidi, ditemui 15 kasus. Ia mengaku sudah mengadakan mengasapan di wilayah rawan DBD. "Tapi itu tidak cukup, masyarakat harus memberdayakan pola hidup bersih, " kata dia. Kendati cukup banyak, namun menurut dia, belum masuk kategori kejadian luar biasa.

Tak hanya anak kecil, orang dewasa juga terkena penyakit ini. Joke Lantu (51) warga Langowan, Kabupaten Minahasa, kena DBD. Ia sempat dirawat di dua rumah sakit.

"Pertama di RS Advent, lantas RS Kandou," kata dia kepada tribunmanado, Jumat pagi. Ia mengaku awalnya mengira hanya kena penyakit demam biasa. Minum obat, tak sembuh, malah kian parah. Badannya mengigil dan muntah muntah. "Serta dideteksi ternyata sakit DBD, trombosit saya rendah sekali, " kata dia.

Di rumah sakit ia mendapati kamar sesak dengan penderita DBD. Dengan pengobatan, ditambah minum jus jambu, akhirnya ia sembuh.

INSIDEN RATE DBD DI SULUT

1) Manado:33 kasus (2017) -12 kasus (2018)
2) Bitung: 52 - 47
3) Tomohon: 17 - 17
4) Kotamobagu: 36 - 26
5) Minahasa: 14 - 27
6) Mitra: 4 - 12
7) Bolmong: 4 - 20
8) Bolmut: 27- 24
9) Sangihe: 39 - 1
10) Talaud: 0 - 6
11) Sitaro: 0 - 2
12) Minsel: 6 - 21
13) Minut: 47 - 73
14) Bolsel: 3 - 2
15) Boltim: 38 - 68
- Jumlah rata-rata kasus per 100.000 penduduk
- Target IR DBD lebih kecil 49
Sumber: Dinkes Sulut

Dokter Anthonius Tumbol
Dokter Anthonius Tumbol (ISTIMEWA)

Perlu Kenali Gejalanya

Dr Anthonius Tumbol, Mkes, Dokter RSUD Walanda Maramis mengatakan, DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue, yang penularannya dari satu orang ke orang lain dengan perantaran nyamuk aedes agypti. Virus dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang sebelumnya sudah menggigit orang yang terinfeksi dengue.

Populasi nyamuk ini akan meningkat pesat saat musim hujan namun nyamuk ini juga dapat hidup dan berkembang biak pada bak bak penampungan air sepanjang tahun. Satu gigitan nyamuk yang telah terinfeksi sudah mampu untuk menimbulkan penyakit dengue pada orang yang sehat. Penyakit ini tidak akan menular tanpa gigitan nyamuk.

Kasus pertama demam dengue pertama kali ditemukan di Manila tahun 1953. Di Indonesia kasus pertama kali ditemukan di Surabaya tahun 1968. WHO memperkirakan lebih dari 500.000 dari 50 juta kasus demam dengue memerlukan perawatan di rumah sakit. Lebih dari 40 persen penduduk dunia hidup di daerah endemis demam dengue.

Banyak terjangkit di daerah tropis dan subtropis. Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita demam tiap tahun. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena curah hujan di Asia yang sangat tinggi terutama di Asia timur dan selatan ditambah dengan sanitasi lingkungan yang tidak bagus.

DBD merupakan demam dengue dengan derajat yang lebih berat. Perbedaan yang paling utama adalah pada DBD tidak ditemukan manifestasi perdarahan pada pasien.

Pada kulit pasien dengan demam dengue hanya tampak ruam kemerahan saja sementara pada pasien demam berdarah dengue akan tampak bintik bintik perdarahan.

Selain perdarahan pada kulit, penderita demam berdarah dengue juga dapat mengalami perdarahan dari gusi, hidung, usus dan lain lain. Bila tidak ditangani segera, demam berdarah dengue dapat menyebabkan kematian.

Apa saja gejala dan tanda demam dengue?

Setelah tergigit nyamuk pembawa virus, masa inkubasi akan berlangsung antara 3 sampai 15 hari sampai gejala demam dengue muncul. Beberapa gejala dan tanda demam dengue;

1. Demam tinggi mendadak, lebih besar 38 derajat C, 2-7 hari

2. Demam tidak dapat teratasi maksimal dengan penurun panas biasa

3. Mual, muntah, nafsu makan minum berkurang

4. Nyeri sendi, nyeri otot (pegal-pegal)

5. Nyeri kepala, pusing

6. Nyeri atau rasa panas di belakang bola mata

7. Wajah kemerahan

8. Nyeri perut

9. Konstipasi (sulit buang air besar) atau diare

Jika seluruh atau beberapa gejala diatas ditemukan pada seseorang, maka secara medis orang itu didiagnosis menderita Demam Dengue (Dengue Fever).

Penderita didiagnosa Demam Berdarah Dengue (DHF) adalah jika didapatkan:

1. Demam tinggi mendadak lebih besar 38 derajat C selama 2-7 hari

2. Adanya manifestasi perdarahan spontan, seperti bintik-bintik merah di kulit yang tidak hilang jika ditekan (utamanya di daerah siku, pergelangan tangan dan kaki), mimisan, perdarahan gusi, perdarahan yang sulit dihentikan jika disuntik atau terluka

3. Pembesaran organ hepar (hati) dan limpa

4. Syok (dengue syok syndrome atau DSS). (art/fin/dik/dma)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved