7 Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) hingga November 2018, Ini yang Dilakukan Dinkes Bolsel
Dinas Kesehatan (Dinkes) Bolsel mencatat terhitung sampai bulan November tahun 2018 ini sudah terjadi tujuh kali kasus Demam Berdarah (DBD)
Penulis: | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID, MOLIBAGU - Dinas Kesehatan (Dinkes) Bolsel mencatat terhitung sampai bulan November tahun 2018 ini sudah terjadi tujuh kali kasus Demam Berdarah (DBD) di wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) yang diakibatkan gigitan nyamuk aedes aegypti.
Tercatat dua kali terjadi di Desa Molibagu, dua kali di Desa Popodu, satu kali di Desa Sondana, satu kali di Desa Dumagin, dan satu kali lagi di Desa Momalia.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) dr Sadly Mokodongan, Jumat (23/11) melalui Kepala Seksi (Kasie) Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) M Safir SKM mengatakan, saat ada laporan adanya kasus seperti ini langsung melakukan penyelidikan epidemiologi sesuai protap.
"Kalau di lapangan temuannya menunjang kita langsung fogging," jelasnya.
Meski belum terindikasi ada warga yang meninggal diakibatkan virus tersebut, dia berharap kejadian-kejadian seperti ini menjadi perhatian pemerintah desa setempat.
Baca: Manado Koleksi 25 Kasus Positif DBD Hingga Oktober, Dinkes Akan Fogging Daerah Rawan DBD
"Karena fogging itu racun kami lebih menekankan dengan kegiatan kerja bakti pemberantasan sarang nyamuk. Maka kasusnya tidak akan bertambah," jelasnya.
Kata dia, tidak perlu difogging jika tidak mendesak sebab fogging dan bubuk abate adalah beracun dan berbahaya bagi kesehatan manusia hanya diberikan ketika banyak warga yang terserang virus DBD.
"Kecuali kasusnya besar seperti tahun 2016 silam di Desa Popodu harus kita fogging," jelasnya.
Dijelaskan, ketika ada kasus pihaknya akan melakukan pembersihan sarang nyamuk kemudian menunggu seminggu jika masih ada yang terserang maka pilihan terakhir adalah fogging masal.
"Tapi belum pernah terjadi, setelah dibersihkan langsung hilang," jelasnya.
Kata dia, dari kasus tersebut ada dua kasus yang menarik yaitu 'DBD impor'.
"Ada dua orang yang terindikasi seperti ini satu dari Desa Sondana dan satunya lagi dari Desa Popodu. Mereka keluar daerah setelah kembali ke Bolsel tiba-tiba demam tinggi setelah diperiksa sudah terserang DBD dari luar daerah," jelasnya.
Untuk bubuk Abate kita bagikan di lokasi, di mana teridentifikasi adanya penyakit ini. Abate racun pestisida, taruh di bak mandi, vas bunga, yang tidak berhubungan dengan air minum.
Baca: Wali Kota Instruksikan Lakukan Fogging di Seluruh Wilayah
Di kabupaten lain langsung fogging kalau kita tekan kasus dengan berdayakan masyarakat membersihkan lingkungan. Karena kebersihan lingkungan juga tanggung jawab bersama.
Kata dia, dalam penanganan DBD peran serta masyarakat sangat menentukan dengan cara melakukan 3M Plus yaitu menguras penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air, mendaur ulang barang bekas yang berpotensi jadi sarang nyamuk.
Kemudian menabur bubuk larvasida, menggunakan obat nyamuk, menggunakan kelambu, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, memelihara tanaman pengusir jentik, mengatur cahaya ventilasi rumah, danenghindari kebiasaan menggantung pakaian sembarangan.
"Mau hidup sehat semua tergantung pribadi kita masing-masing. Mari kita galakkan kegiatan 3M Plus," ajaknya. (lix)