Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Temui Napi Teroris sebelum Serang Polisi: Siswa SMK Berubah Jadi Radikal

Kasus perusakan pos polisi lalu lintas di Lamongan dan penyerangan terhadap Bripka A diduga kuat terkait

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
SURYA.co.id/Hanif Manshuri
Korban Bripka A saat dirujuk ke RS Muhammadiyah Lamongan, sebelum kemudian dirujuk ke RS Bhayangkara, Selasa (20/11/201). Bripka A merupakan polisi di Lamongan yang diserang 2 pemuda tak dikenal 

Tak Pernah Perlihatkan Wajah

Pelaku perusakan penyerangan di Lamongan, ER (35), seorang mantan polisi, menghuni sebuah rumah kontrakan di kawasan Geneng, Keluruhan/Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan. Para tetangga mengaku tidak pernah melihat wajah ER dan istrinya karena selalu memakai pelindung wajah.

ER hidup bersama istrinya, UD, dan dua anaknya. Keluarga tersebut sangat tertutup dan tidak bergaul dengan warga kawasan tempat tinggalnya.

Menurut Tamijan, tetangga, ER dan istrinya jarang keluar rumah. UD keluar rumah hanya saat mengantar anak pertamanya, DA (5) ke sekolah."Kalau melintas hanya sering menegur," kata Tamijan.

Sedang ER juga jarang keluar rumah. Kalaupun keluar rumah, seminggu kemudian baru kembali. Kata istri ER, suaminya kerja di Surabaya. "Saya tanya istrinya, katanya suaminya kerja jualan bawang di Surabaya," kata Mbah Wasina, istri Tamijan.

Anak pertamanya, kata Wasina tidak boleh main ke rumah tetangga. Kalau ketahuan keluar rumah pasti dimarahi.
Istri ER sudah dua tahun menempati rumah kontrakan berukuran 3, 5 meter x 6, 5 meter bersama anak pertama dari suami pertamanya. Sebelum menikah dengan ER, perempuan itu berstatus janda beranak satu.

Hasil pernikahan dengan ER, UD mempunyai anak yang masih berusia 19 hari. Praktis, ER hanya sekitar 9 bulan tinggal bersama di rumah kontrakan milik Sumi itu.

Sehari-hari UD selalu mengenakan cadar sehingga tidak ada warga yang pernah melihat wajahnya. Begitu pula tidak ada warga yang pernah melihat wajah ER.

Setiap kali ER keluar rumah,ia selalu memakai masker. "Tidak tahu wajah keduanya (ER dan UD), setiap keluar rumah pakai tutup wajah," kata Wasina.

Hanya Sumadi yang mengaku pernah sekali melihat wajah ER. "Saya tahu hanya sekali. Itupun tidak sempat bicara sama dia," kata Sumadi. UD telah mengenakan cadar sejak sebelum menikah dengan ER.

Ingin Anaknya Dapat Keringanan Hukuman

Orangtua MS (17), pelaku perusakan pos polisi lalu lintas dan penyerangan anggota Polri Baipka A, hanya bisa pasrah terkait perkara yang membelit anaknya. Namun Farikhin (50), ayah MS, sangat berharap dapat bertemu anaknya.

"Saya tidak tahu ia sekarang ada di mana. Katanya ada di Polres (Lamongan)," ungkap Farikhin ketika ditemui di tempat tinggalnya, Rabu (21/11).

Ia mengaku sudah menerima surat pemberitahuan penangkapan terhadap anaknya. "Surat pemberitahuannya sudah dikirim ke sini," katanya.

Farikhin dan istrinya, Muinah (39), ingin anaknya mendapat keringanan hukuman. Alasannya, sang anak hanya terpengaruh ER. "Saya berharap dia mendapat keringanan," kata Farikhin.
MS baru naik kelas III di sebuah SMK swasta.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved