Jasad Ditemukan dalam Tong Setelah Dua Hari Hilang: Dufi Sempat Komunikasi dengan Istri
Abdullah Fitri Setiawan alias Dufi (43 tahun), menemui ajalnya secara memilukan.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Joko menjelaskan, Dufi adalah temannya saat keduanya sama-sama berprofesi sebagai wartawan di surat kabar Indopos. Dufi semula bekerja di syrat kabar Rakyat Merdeka, kemudian bergabung pada Indopos. “(Kebersamaan kami di Indopos) sampai saya pindah ke JakTV dua tahun kemudian,” ucap Joko.
Sekitar 2008, Dufi pindah kerja ke stasiun televisi Berita Satu, media milik Lippo Group. Pada waktu itu, Joko sempat bekerja sama dengan Dufi dalam pembuatan konten untuk program kultum jelang magrib.
“Menjelang Ramadan yang lalu, saya bertemu Dufi seusai jumatan (Salat Jumat) di Masjid At-Taqwa di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng (Jakarta Pusat). Dufi sudah pindah kerja di iNews TV, media milik MNC. Itulah pertemuan terakhir saya dengan Dufi,” tutur Joko.
Terakhir, Dufi pindah ke TVMu, stasiun TV milik Persyarikatan Muhammadiyah. Di sana, dia bekerja sebagai tenaga pemasaran iklan. “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun. Semoga Allah mengampuni semua kesalahan dan dosa-dosamu. Aamiin,” ucap Joko.
Sebelum meninggal, Dufi terakhir bekerja sebagai tenaga pemasaran (marketing) di stasiun televisi milik Persyarikatan Muhammadiyah, TVMu. Dufi diketahui tinggal di TGS Catalina Blok A3 Pagedangan, Tangerang, Banten.
“(Dufi) karyawan lepas sebagai marketing,” tutur Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia (SDM) PT TVMu Surya Utama, Purnomo Harry, ketika dikonfirmasi, Senin (19/11).
Dia menuturkan, Dufi dikenal sebagai sosok pekerja keras yang membesarkan nama TVMu. Dufi juga terlibat aktif di pimpinan cabang Muhammadiyah (PCM). Pria itu semasa hidupnya juga pernah berkiprah sebagai jurnalis di sejumlah media nasional.
“Kami merasa sedih dengan kejadian ini. Kami merasa kehilangan karena beliau yang terbaik dan pekerja keras, sukses membesarkan TVMu. Iya (pernah aktif sebagai wartawan) dan di sini freelance (pegawai lepas). Dia aktif di PCM,” kata Hary.
Muhammad Ali Ramdoni, adik Dufi, mengatakan sang kakak sempat bekerja di sejumlah perusahaan media cetak maupun televisi. "Beliau yang kami tahu bergelut di bidang jurnalistik, entah advertising ataupun peliputan, karena karier beliau berawal dari jurnalis di harian Rakyat Merdeka," kata Doni setelah pemakaman Dufi di TPU Semper, Jakarta Utara, Senin (19/11).
Setelah itu, Dufi melanjutkan kariernya di Indopos yang juga merupakan media cetak. Dufi mencoba peruntungan masuk industri televisi dengan bergabung dalam Berita Satu, kemudian ke televisi berita iNews.
"Untuk yang dua terakhir ini beliau merasa lebih tertantang di dunia marketing-nya. Nah beberapa tahun lalu, beliau minta izin berhenti dari tugasnya di iNews TV sebagai marketing," ucap Doni.
Dufi pun membuat usahanya sendiri di dunia periklanan sambil bekerja sebagai staf khusus Dewan Pengurus TVRI. Ia juga bekerja freelance di TV Muhammadiyah. Pekerjaan-pekerjaan itu dilakoninya hingga ia ditemukan meninggal pada Minggu kemarin. Doni menambahkan, Dufi tercatat sebagai alumni SMAN 13 Jakarta dan Universitas Muhammadiyah Jakarta. (tribunnews bogor/warta kota/kompas.com)