Tim Pengendali Inflasi Daerah Yogyakarta Belajar dari TPID Sulut
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sambangi kantor Bank Indonesia Sulut, Selasa (6/11).
Penulis: Alpen_Martinus | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANAD.CO.ID, MANADO - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sambangi kantor Bank Indonesia Sulut, Selasa (6/11).
Mereka bertemu dengan TPID Sulawesi Utara. Rombongan diterima oleh Kepala BI Sulut Seokawardojo, Asisten II Pemprov Sulut Rudy Mokoginta serta jajaran, Probo Sukesi BI DIY, Biro Perekonomian dan SDA Setda DIY, Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, BKPP DIY, Bulog Divre DIY, TPID Gunungkidul, TPID Kulonprogo, TPID Bantul, dan TPID Sleman.
Berbagai hal mereka perbincangan terkait kinerja TPID di Sulawesi Utara.
"Kami merencanakan studi banding, karena TPID Sulut kan termasuk lima besar terbaik prestasinya secara nasional, kami datang belajar menimba ilmu dari Sulut, termasuk programnya," jelas Probo Sukesi.
Ia mengatakan, sebenarnya Jogja sendiri pada 2014 pernah juara, dan setelah itu belum beruntung.
"Jadi kami ingin belajar, seperti apa programnya yang bisa kami aplikasikan di Jogja, juga mungkin akan ada persoalan bagaimana diskusinya," jelasnya.
Baca: Jelang Natal, TPID dan Bank Indonesia Siapkan Pengendalian Inflasi
Baca: Korompis Hadiri Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah TPID di Jakarta
Ia menambahkan, ada beberapa hal yang didapatkan dari sharing tersebut di antaranya soal koordinasi antar anggota TPID, kepolisian, instansi, perhubungan seperti apa.
"Dibuat WA grup informal, itu hal baru bagi kami, banyak masukkan bagus juga," jelasnya.
Selain itu, upaya pemerintah membantu petani, semisal harga kopra turun masyarakat, pemerintah yang carikan pasar di China.
"Selanjutnya nanti kita akan koordinasi terus dengan BI Sulut," jelasnya.
Sementara itu, Soekowardojo mengatakan, bahwa kunjungan tersebut sebenarnya dilatarbelakangi BI Sulut dapa dapat dua penghargaan.
"Namun sebenarnya, playing field kita tidak sama, kalau kita bermain di Sulawesi, dan mereka bermain di Jawa, kalau di Jawa sangat ketat persaingannya, masing-masing mereka dengan idenya sendiri," jelasnya.
Baca: Tiba di Yogyakarta, Mariah Carey Minta Belangkon, Selop dan Lurik
Ia menambahkan, mereka tidak bodoh, sebab kalau di Sulawesi, permasalahan mungkin hampir sama, namun yang mereka lebih maju dari Sulut dan mereka ingin lihat yang dilakukan TPID Sulut.
"Kalau kiat tergantung permasalahannya, kita mungkin bagus tapi kurang kerjanya, dan mereka lihat dari aspek kesejahteraan, bagaimana yang dilakukan provisi, namun sebenarnya kita banyak PR," jelasnya. (amg)