Aksi Felly Runtuwene di Gedung Cengkih, Debat dengan Ketua DPRD hingga Sorot Pelesir ke Luar Negeri
Felly berkomitmen tetap bekerja untuk rakyat meski bukan sebagai ketua fraksi lagi, termasuk tak akan mengkendorkan kritisi terhadap pemerintah
Penulis: Ryo_Noor | Editor: Fernando_Lumowa
Laporan Wartawan Tribun Manado, Ryo Noor
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Felly Runtuwene, Anggota DPRD Sulut tak mau berburuk sangka soal latar belakang pelengseran dirinya dari Ketua Fraksi Restorasi Nurani Untuk Keadilan (RNK).
Hal itu sebelumnya memang sudah sempat ia dengar, tapi kalau pun memang harus melepas jabatan ketua fraksi ia tak permasalahkan.
Felly berkomitmen tetap bekerja untuk rakyat meski bukan sebagai ketua fraksi lagi, termasuk tak akan mengkendorkan kritisi terhadap pemerintah jika menerapkan program yang tak pro rakyat.
"DPRD itu mewakili masyakarat, bukan mewakili partai dan diri sendiri," ujar Felly kepada tribunmanado.co.id, Selasa (6/11/2018).
Baca: Ini Alasan Felly Runtuwene Protes Keras Didepak dari Ketua Fraksi Nurani Untuk Keadilan DPRD Sulut
Hanya saja, Felly mengatakan, pergantian ketua fraksi digunakan dengan cara yang tidak elegan. "Bagaimana bisa dari lima anggota fraksi, kemudian diputuskan oleh dua di antaranya, tanpa campur tangan tiga anggota yang lain," ujarnya.
Aksi Felly memang cukup meramaikan aktivitas Gedung Cengkeh DPRD Sulut. Sikap kritisnya kerap membuat hubungan panas dingin dengan legislator lainnya.
Bulan lalu, Felly sempat adu mulut di sidang paripurna dengan Ketua DPRD Sulut gara -gara makanisme penyampaian pandangan fraksi.
Baca: Felly Runtuwene Dilengserkan dari Ketua Fraksi RNK, Noldy Lamalo Sebut Itu Kesepakatan
Ketua DPRD menyebut Felly harus baca aturan, Felly pun tak mau kendor, ia menyorot kinerja Ketua DPRD yang sering keluar negeri sehingga agenda dewan banyak molor.
Di luar sidang paripurna, pun dua politisi ini terlibat perang urat syaraf di media.
Aksi Felly lainnya ketika 'mengomeli' pimpinan perangkat daerah Pemprov Sulut yang programmya ia nilai tidak pro rakyat. April 2018, Felly pernah 'menyemprot' Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat dr Devi Tanos di rapat DPRD.
Dr Devi Tanos adalah istri dari Wagub Sulut, Steven Kandouw. Felly langsung ' menyerang' program Biro Kesra. Ia mempertanyakan program toleransi umat beragama, pendidikan dan kebudayaan yang anggarannya fantastis Rp 5,3 miliar.
Baca: Felly Sindir Pejabat ke Luar Negeri Pulang tanpa Hasil
Ia ingin ada evaluasi soal kegiatan yang sifatnya seremonial tapi menelan anggaran besar. Di lain pihak ada anggaran yang untuk masyarakat diplot dengan angka relatif kecil
Harusnya Kesejahteraan rakyat sesuai nama biro harus menunjukkan rohnya dengan kegiatan untuk kesejahteraan masyarakat
Kartika Devi Tanos pun merespon sorotan tajam Felly Runtuwene dengan gayanya yang kalem.
Kartika mengatakan, fungsi Biro Kesra yakni sinkronisasi, fasilitasi dan koordinasi, sehingga tugas teknis ada di perangkat daerah terkait
Plot anggaran untuk kegiatan teknis terkait memang kecil ditata di Biro Kesra
"Di sini tidak bisa lebih menambahkan anggaran kami hanya fasilitasi dalam hal ini kegiatan keagamaan, Kegiatan lain rakor," ujar dia.
Ia pun membantah jika kegiatan besar yang diadakan merupakan pesta "Kegiatan kami bukan pesta, tapi kegiatan kerohanian nampaknya seperti besar, karena kami mengundang tingkat nasional maupun internasional," ujarnya.
Steve Kepel Kadis PUPR pun pernh juga kena semprot Felly. Felly mengkritisi jumlah tenaga harian lepas (THL) di Dinas PUPR Sulut.
Jumlah PNS di PUPR sebanyak 387 orang, tapi ternyata masih lebih banyak THL sampai 500 orang
Ia menemukan anggaran sekitar Rp 18 miliar yang digunakan untuk membayar iuran kesehatan dan iuran ketenagakerjaan 500 orang THL selama 12 bulan.
"Anggaran Rp 18 miliar untuk 500 orang THL ini angkanya fantastis," ujar dia.