Cerita Presenter TransTV Conchita Caroline Naik Lion Air JT610 Sebelum Kecelakaan Terjadi
Cerita penuturan presenter TransTV Conchita Caroline naik pesawat Lion Air JT610 Minggu malam 28 Oktober 2018 dari Denpasar tujuan Bandara.
"1. Turut berduka cita atas musibah yang menimpa penumpang serta awak kabin Lion Air JT610.
Cukup bikin gue shock karenaa itu pesawat yang gue dan tim @katakanputus_ttv tumpangi dari Denpasar ke Jakarta TADI MALAM.
Harusnya boarding 18.15 jadi 19.30. Itupun lama ngga take off, mesin beberapa kali mati & AC-pun mati.
Sempet keluar parkiran & bergerak menuju runway tapi karena ada "kesalahan teknis" yang ngga sedikitpun dijelasin ke penumpanh, akhirnya pesawat kembali ke parkiran.
Pesawat parkir selama kurang lebih 30 menit dengan kondisi banyak orang & anak kecil kekurangan oksigen (ada yang muntah) saking panasnya (AC mati, deru mesin terdengar berbeda & lantai pesawat terasa pana banget entah pengaruh mesin atau apa) tanpa adanya penjelasan dari awak kabin apa sebnernya masalah yang lagi dihadepin.
Setelah penumpang banyak yang protes & memaksa pintu dibuka, abrulah awak kabin mengijinkan sebagian penumpangkeluar cari udara. Gue termasuk beberapa orang terakhir yang keluar karena awalnya gue masih yakin masalah bisa diselesaikan & keluar pesawat hanya akan memperparah situasai. Tapi 15 menit berselang, tetep ngga ada penjelasan dari pihak maskapai sementara suhu dalam pesawat makin mengingkat sampe gue nggak kuat duduk diem didalamnya.

2. Setelahg mayoritas penumpang ada diluar pesawat, pihak maskapai pun tetap ngga ada yang nyamperin untuk ngasih penjelasan sama penumpang yang terabaikan.
Pihak bandara yang juga ada dsitu (gue ngga tau nama pekerjaan/titlenya apa, ngga mau nyebut takut salah) bahkan bingung harus menjelaskan apa karenakatanya kordinasi antara awak kabin dengan mereka burul. They're just as clueless ass we all are.
Setelah cukup lama tiba-tiba aja para penumpang dipaksa masuk karena katanya mau ENGINE CHECKING. Trial. Percobaan.
Gue sempet marah karena udah bayar uang tiket, kita punya hak untuk mempertanyakan kemamanan pesawat. Kalo masih trial atau checking, kenapa harus bawa penumpang? Padahal shuttle bus sudah standby disitu untuk mengankut penumpang kembali ke gedung bandara & menunggu proses pengecekan yang mana menurut gue lebih bijak dilakukan.
Setelah semua penumpang dipaksa masuk kembali, duduk deitempat masing-masing dengan kondisi AC masih tidak menyala & badan kapal super panas, sempat ada pengumuman bahwa pesawat akan take off.
Tapi masalah ngga berhenti sampai disitu. Karena 10 menit kemudian pesawat tetap tidak bergerak dan lampu mesin pesawat sempat mati BEBERAPA KALI. Kedip-kedip kayak error.

3. Pada saat pesawat menuju ke runway pun posisinya penumpang masih ngga yakin dan ngga tau masalah apa sebenrnya yang sedang coba diperbaiki. Masih banyak yang marah-marah protes mengenai kuruangnya oksigen dalam kabin...tapi tetep ngga digubris. Kita tetep dibawa menuju runway sampai akhirnya take off dengan suara mesin yang berbeda dari biasanyam khusunya disisi sebelah kanan badan pesawat.
Suara mesin pun ngga mengalami perubahan selama penerbangan, tetap menderu-deru aneh.
Tapi Alhamdulillah, kita mendarat dengan selamat di Jakarta. Leganya maksimal akhirnya tiba meskipun banyak masalah & jam kedatangan meleset jauh.
Setidaknya kami masih dalam lindunganNya, masih diberikan kesempatan bertemu keluarga dirumah.
Inti dari cerita gue adalah, gue sangat menyayangkan komunikasi buruk pihak maskapai dengan para penumpang.
Cara mereka memperlakukan penumpang kaya ngga ada peduli-pedulinya sama sekali, Padahal mau dibilang tket pesawatnya terjangkau kek, tetep aja penumpang sudah beli & bayar. Masa jaminan keamanan aja ngga ada. Pesawat bermasalah ditutup tutupuin. Ngga ada penjelasan sedikitpun.