Lion Air JT-610 Jatuh, Manajemen Boeing Respons Pesawat Baru dan Model Terlaris Mereka Itu
Perusahaan pesawat asal Amerika Serikat, Boeing, merespons peristiwa pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh.
• AerCap - 100
• American Airlines - 100 (4 sudah diantarkan)
• VietJet Air - 100
****Data April 2018
Kecelakaan besar Lion Air terjadi tahun 2004 di Bandara Adisumarmo Solo, saat pesawat mereka tergelincir dalam proses pendaratan. Setidaknya 25 penumpang dilaporkan tewas dalam kejadian itu.
Juni 2016, Lion Air mengklaim keluar dari daftar maksapai yang dilarang terbang ke Eropa (EU Banned Airlines List).
Sementara Maret 2017, mereka masuk registrasi IATA Operational Safety Audit (IOSA).
Adapun pada Juni 2018, Lion Air disebut berada di deretan peringkat tertinggi dalam daftar keselamatan penerbangan yang dikeluarkan lembaga Australia, AirlineRatings.
Salah satu faktor pencapaian itu adalah keberhasilan Lion Air mencegah kecelakaan mayor yang menyebabkan korban jiwa. Dalam peringkat itu, Garuda Indonesia juga mendapatkan penilaian positif.
"Tingkat keselamatan penerbangan Lion Air dan Batik Air sudah diakui dunia," kata Arista Atmadjati, Direktur Arista Indonesia Aviation Center.

Dalam insiden jatuhnya Lion Air di Karawang, Kepala Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono, menyebut 737 Max 8 yang dioperasikan baru menjalani 800 jam terbang.
Lantas bagaimana reaksi Boeing saat pesawat terlarisnya jatuh?
Perusahaan pesawat asal Amerika Serikat, Boeing, menyampaikan belasungkawa atas peristiwa jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 yang terbang dari Jakarta menuju Pangkal Pinang, Senin (29/10/2018) pagi.
"Kami dari perusahaan Boeing sangat berduka oleh hilangnya kontak yang berujung pada jatuhnya pesawat Lion Air dengan kode penerbangan JT 610."
"Kami juga sampaikan belasungkawa terhadap awak penerbangan dan keluarga korban," katanya dalam pernyataannya di laman resmi Boeing.