OJK Sulutgo Gelar Bulan Puncak Inklusi
Otoritas Jasa Keuangan ( OJK) Sulawesi Utara dan Gorontalo gelar hari puncak inklusi keuangan, di lapangan basket
Penulis: Alpen_Martinus | Editor: Aldi Ponge
Laporan Wartawan Tribun Manado Alpen Martinus
TRIBUNMANADO.CO.ID - Otoritas Jasa Keuangan ( OJK) Sulawesi Utara dan Gorontalo gelar hari puncak inklusi keuangan, di Lapangan Basket Kawasan Megamas Manado, Sabtu (27/10/2018).
Tampak ikut dalam gelaran tersebut perbankan semisal BSG, Bukopin, BFI, BPD, Mandiri, BNI, Bri, Pegadaian, Askrindo, IDX, Mandiri Syariah, Sinarmas,Permata, Nobu, pimpinan bank tersebut, dan Kepala OJK SulutGo Elyanus Pongsoda, ketua Perbarindo SulutGo Denny Senduk dan beberapa tamu undangan lain.
Pada kesempatan tersebut, setiap bank memberikan bantuan berupa tabungan pelajar kepada beberapa siswa.
Selain itu, diadakan games, juga beberapa hiburan.
Kepala OJK SulutGo Elyanus Pongsoda mengatakan bahwa ini merupakan program jangka pendek program pemerintah tahun 2019 target pemerintah inklusi pemerintah 75 persen.
"Sehingga OJK selama Oktober menggelar bulan inklusi yang puncaknya hari ini," jelasnya.
Baca: Laga Juventus vs AC Milan Terancam Batal Karena Kasus Jamal Khashoggi
Ia menjelaskan, semua yang hadir adalah industri keuangan.
"Kami harapkan teman-teman setelah itu, turun ke masyarakat, karena sasaran kita adalah masyarakat yang menggunakan industri jasa keuangan," jelasnya.
Khususnya masyarakat yang belum mendapatkan akses ke jasa keuangan.
"Kita tanamkan semangat kepada teman-teman industri perbankan, pasar modal, dan IKMB, tetap digalakkan, supaya target kita 75 persen tercapai hingga 75 persen 2019," jelasnya.
Baca: Seorang Wanita Diciduk Karena Lakukan Pedofilia di Tempat Penitipan Anak
Ia mengatakan, inklusi keuangan diperkirakan sudah di atas 75 persen."
Namun dalam jangka panjang tetap akan kita galakkan terus, sebab sasaran kita literasi dan inklusi kan banyak masyarakat gunakan jasa keuangan, mereka mengerti, sehingga mengurangi persentase pengaduan yang masuk ke OJK dari nasabah," jelasnya.
Kalau sebagian besar masuk menggunakan jasa keuangan yang aman masuk dalam pengawasan OJK.
Baca: Makanan Ini Digemari Masyarakat Indonesia, Keluarga Kerajaan Inggris Ternyata Dilarang Memakannya
Sekarang juga sudah ada ribuan siswa SD hingga SMA yang masuk di tabungan Simpel.
"Itu inklusi yang ingin kami capai, mereka masuk dalam Simpel, menabung adalah budaya, sejak kecil sudah tertanam budaya menabung, meski masih dari orang tua juga," jelasnya.
Ia mengatakan, ini untuk mengikis gaya konsumtif di masyarakat.
"Kami mau persiapkan generasi yang rajin menabung, sehingga beberapa tahun kedepan kita sudah mulai budaya produktif, dampaknya kepada ekonomi secara keseluruhan," jelas dia.

Ia mengatakan, industri jasa keuangan sudah melakukan banyak sekali kegiatan dalam rangka inklusi keuangan, termasuk ke sekolah-sekolah.
"Peran perbankan sejak program lakupandai, luar biasa peningkatannya, mulai dari sisi tabungan dan permohonan kredit. Hampir semuan bank melaksanakan," jelasnya.
Baca: Laga Juventus vs AC Milan Terancam Batal Karena Kasus Jamal Khashoggi
Bahkan dari program Lakupandai ada tumbuh sekian ribu agen yang bisa masuk ke sektor yang belum terjangkau, sebab yang terpenting ada signal untuk program tersebut.
"Program ini berkelanjutan, sasaran kita pemahaman masyarakat tertanam bagus, dan mereka bisa mengetahui apa produk dan resikonya apa," jelasnya.
Ia mengatakan, saat ini tingkat pemahaman masyarakat terhadap inklusi keuangan masih 30 persen.
"Nanti bisa berada pada tingkat pemahaman yang tinggi sekitar 5-10 tahun kedepan, sehingga kita perlu kerja keras, tapi kita optimis," jelas dia. (amg)
TONTON JUGA: