Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Anak Sekolah Minggu Nyanyi ‘Di Doa Ibuku’: Wabup Sangihe Menangis di Depan Jenazah Jessica

Kasus Jessica Aurelia Gisela Mananohas (10), bocah yang diduga dibakar ibu kandung, jadi perhatian banyak orang. Ribuan warga Sangihe.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
ISTIMEWA
Wabup Sangihe Helmud Hontong. 

Sekretaris Kecamatan Tabukan Selatan Tenggara Yosias Horman mengakui kalau si anak memang rajin. “Iya anak sangat rajin. Sebagai pemerintah sangat kaget,” ungkap Horman.

Anak kedua dari tiga bersaudara ini tinggal di rumah bersama oma, ibu, ayah angkat dan seorang adik. Kakanya yang bernama Dea Mananohas merupakan siswa di SMA Tahuna. Ketika kejadian, sang kakak tidak ada di tempat.

jessica
jessica (istimewa)

Saat ibadah pemakan, lantunan lagu “Didoa Ibuku Namaku Didengar” yang dibawahkan oleh anak-anak Sekolah Minggu di Kampung Pintareng membuat pelayat tidak dapat menahan kesedihan.

Nampak palayat duka, baik perempuan maupun laki-laki tidak mampu menyembunyikan kesedihan mereka atas kepergian dari anak tersebut.

Selama anak-anak Sekolah Minggu membawahkan puji-pujian itu, isak tangis dari warga masyarakat terlihat.

Nampak satu persatu pelayat duka mengusap air mata mereka saat lagu ‘Didoa Ibuku’ terus dinyayikan oleh anak-anak yang sebaya dengan Jessica.

Seperti yang dikatakan oleh Ester Tempongbuka, salah satu pelayat duka, ia tidak dapat menyembunyikan kesedihan. “Betapa sedihnya mendengar lagu yang dibawahkan anak-anak Sekolah Minggu,” kata Ester. “Sungguh menyayat hati, seorang ibu karena emosi tega membakar anaknya,” kuncinya.

Bahkan, ketika petih jenazah akan ditutup, isak tangis terus terdengar sampai saat keluarga memberikan tanda kasih sayang berupa bunga di atas petih jenasah. Adik dari Jessica berteriak dengan lantang, sambil air matanya bercucuran.

Juga kesedihan dirasakan oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe yang diungkapkan Wakil Bupati Sangihe Helmut Hontong.

“Rasanya sebagai manusia, hati sangat teriris melihat dan menyaksikan peristiwa tersebut,” kata Hontong dengan tangisan. Diketahui, ibadah yang dimulai pukul 14.00 wita tersebut nanti berakhir pukul 18.00 di lahan pemakaman. (jhonly kaletuang)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved