Sambut Habib Muhammad bin Smith di Bandara, Kapolda: Sulut Barometer Kerukunan Indonesia
Kedatangan Habib Muhammad bin Smith yang mendapat sambutan hangat ormas adat Minahasa, merupakan tanda Sulut barometer kerukunan Indonesia
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Kapolda Sulawesi Utara Irjen Pol Bambang Waskito mengatakan, sambutan hangat kalangan ormas adat Minahasa terhadap kedatangan Habib Muhammad bin Smith merupakan pertanda bahwa Sulut adalaah barometer kerukunan di Indonesia.
"Ini tanda bahwa Sulut merupakan barometer kerukunan di Indonesia," kata jendreral berbintang dua itu.
Lanjut Kapolda, kedatangan Habib Muhammad bin Smith di Manado ini memberi kesejukan di Sulut.
Baca: Habib Muhammad bin Smith Silaturahmi dengan Gubernur dan FKUB Sulut: Torang Samua Ciptaan Tuhan
Ia mengharapkan suasana damai dan rukun akan terus tercipta di Sulut.
Kapolda sendiri hadir di Bandara Sam Ratulangi Manado untuk menjemput Habib Muhammad bin Smith.

Seperti diberitakan, Habib Muhammad bin Smith mendapat sambutan hangat, baik oleh gabungan ormas adat Minahasa saat tiba di Bandara Sam Ratulangi, Kamis (25/10) siang.
Baca: Ormas Adat Minahasa Sambut Hangat Paman Habib Bahar di Bandara Samrat
Habib disambut dengan tarian kabasaran serta jabatan tangan para Tonaas atau pemimpin ormas adat Minahasa.

Sambutan baik itu membuat Habib Muhammad bin Smith terharu.
"Terima kasih, selamat kepada semua, damai untuk semua, damai yang terindah," kata dia.
"Pertanyaan tak perlu terlalu banyak yang penting menghasilkan sesuatu yang rukun, damai, sejahtera dan kasih sayang," kata dia saat akan diwawancarai wartawan.

Habib menyatakan, dirinya hadir untuk agenda keagamaan sekaligus bertemu dengan FKUB Sulut.
Ia merasa senang tiba di Manado. "Saya lahir di Manado, sekolah di Manado, banyak teman saya di sini, ini kota yang penuh kedamaian," kata dia.
Seperti diketahui Habib Muhammad bin adalah paman dari Habib Muhammad Bahar bin Ali bin Smith yang sempat diadang kedatangannya di Manado oleh gabungan ormas adat Minahasa pekan lalu.
Baca: Saya Orang Sulut Lahir di Tinoor, Habib Muhammad Bin Smith Ingin Bicara dari Hati ke Hati
Tonaas Wangko Laskar Manguni Indonesia (LMI) Pdt Hanny Pantouw menyatakan, sambutan warga Sulut terhadap kedatangan Habib Muhammad bin Smith kali ini adalah untuk meluruskan opini yang telah beredar usai aksi penolakan dua habib pada pekan lalu.
"Seolah dipelesetkan bahwa orang Manado antiagama tertentu. Padahal, kenyataannya tidak seperti itu," kata Pdt Hanny Pantauw.
Menurut Pantouw, aksi itu penting demi perdamaian nasional. Pantouw mengakui sempat beredar hoaks yang menyebut Manado adalah kota yang intoleran.
"Dengan ini kita buktikan bahwa Sulut aman," kata dia.

Baca: Paman Habib Bahar bin Smith: Toleransi di Sulut Telah Berlangsung Lama
Baca: Habib Disambut Hangat, Jabat Tangan Dengan Ormas Adat
Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah ormas adat mengadang kedatangan Habib Muhammad Bahar bin Ali bin Smith dan Habib Muhammad Hanif Bin Abdurrahman Al-Athos di Bandara Sam Ratulangi Manado, Senin (15/10/2018).
Saat itu kedua habib akan menghadiri tabligh akrab untuk haul akbar ke-7 Al Habib Ali bin Abdurrahman bin Smith dan doa akbar untuk bangsa Indonesia khususnya doa bersama untuk Palu dan Donggala di Masjid Habib Alwi bin Smith Kelurahan Karame, Kota Manado.
Baca: Pasca-aksi Ormas Adat Tolak Habib Bahar & Al-athos, Ini Kata Pendeta, Pastor hingga Ketua MUI
Massa menolak Habib Bahar dan Hanif karena menurut mereka dua sosok itu intoleran dan anti-NKRI. Hal itu bisa dilihat dari ceramah ceramahnya di YouTube. Mereka menyatakan tidak ada masalah dengan kegiatan tabligh akbar dan doa bersama.
Namun, mereka tidak ingin dua habib itu berceramah dan ceramahnya mengajarkan radikalisme. Mereka tak ingin ada paham radikal di Sulut. Menurut mereka Sulut adalah tanah damai dan toleran. Mereka ingin Sulut tetap damai dan toleran, kehidupan antarumat beragama rukun dan damai.

Baca: 7 Fakta di Balik Penolakan pada Habib Bahar & Al-athos di Manado, Alasan Ormas hingga Isi Ceramah
Itu sebabnya, mereka mengadang Habib Bahar dan Hanif meminta mereka kembali ke Jakarta. Pengadangan sempat menimbulkan ketegangan. Aparat gabungan Polri dan TNI sempat membendung akses masuk ke bandara.
Meski demikian, aparat keamanan tetap meloloskan kedua habib ke venue acara di Kelurahan Karame, Kecamatan Singkil, Kota Manado. Maklum Habib Bahar bin Smith memang asli Manado dan yang sedang dirayakan adalah haul ayahandanya sendiri.
Baca: Kronologi Penolakan Kedatangan Habib Bahar dan Habib Hanif Al-athos: Saya Orang Manado
Habib Bahar dan Hanif menyatakan datang ke Manado tidak untuk ceramah politik, tapi menghadiri haul ayahandanya. Namun, keberadaan dua habib di venue acara membuat massa yang mengadang mereka di bandara meluncur ke venue acara di Kelurahan Karame.
Ketegangan pun terjadi hingga Selasa (16/10/2018) dini hari. Massa yang semula mengepung bandara, sehabis Maghrib berkonvoi ke Jalan Martadinata, Kota Manado. Mereka hendak masuk ke jalan menuju venue acara. Aparat keamanan Polri dan TNI berhasil membendung mereka.
Massa mulai bubar dini hari setelah Wakapolda Sulut Brigjen Pol Johanis Asadoma menyatakan bahwa kedua habib akan kembali ke Jakarta hari itu juga.