Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ormas Adat Minahasa Sambut Hangat Paman Habib Bahar di Bandara Samrat

Disinformasi yang berujung pada aksi pengadangan Habib Muhammad Bahar bin Ali bin Smith dan Habib Muhammad Hanif bin Abdurrahman

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO/ARTHUR ROMPIS
Habib Muhammad Bin Smith mendapat sambutan baik oleh gabungan ormas adat Minahasa saat tiba di Bandara Sam Ratulangi 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO – Disinformasi yang berujung pada aksi pengadangan Habib Muhammad Bahar bin Ali bin Smith dan Habib Muhammad Hanif bin Abdurrahman di Bandara Sam Ratulangi Manado pada Senin (15/10/2018) sudah selesai.

Untuk menghangatkan lagi hubungan persaudaraan, Habib Muhammad bin Smith, kakak Habib Bahar datang ke Manado, Kamis kemarin.

Kedatangan Habib disambut penuh hangat oleh tokoh adat Minahasa di antaranya Tonaas Wangko Laskar Manguni Indonesia (LMI) Pendeta Hanny Pantouw. Tarian Kabasaran ikut mengawal kedatangan sang tokoh Islam asal Sulawesi Utara ini. “Saya lahir di (Kelurahan) Tinoor, kakek saya lahir di Sanger (Kabupaten Sangihe). 30 tahun saya sekolah di sini (Manado), saya kuliah di Unsrat,” kata dia kepada tribunmanado.co.id.

Paman dari Habib Bahar ini sangat paham dengan falsafah orang Minahasa, yakni ‘Pakatuan Wo Pakalawiren”. Menurut Smith, toleransi antarumat beragama di Sulut telah berlangsung lama. Ia mengumpamakan toleransi di Sulut bak air yang mengalir di lautan. “Kita semua basudara, rukun dan damai,” kata dia.

Dikatakan Smith, ia datang untuk meluruskan permasalahan beberapa waktu lalu. Ia menilai ada salah paham. “Saya ingin bicara dari hati ke hati, memberikan penjelasan, tapi that’s in the past,” kata Habib yang suka berbahasa Inggris campur Arab ini.

Habib heran dengan aksi intoleransi beberapa waktu lalu.
Ia menduga ada kepentingan tertentu di balik itu. “Kalau memang ada penolakan pasti saya ditolak tapi ini saya diterima dengan peluk dan cium,” kata dia. Habib mengaku terharu dengan penerimaan ormas adat Minahasa di Bandara Samrat.

“Saya bertemu dan salaman dengan para pemimpin suku Minahasa,” kata dia. Mengenai ceramah yang akan dilaksanakannya di Manado, Habib menyatakan, isinya tentang menebar salam dan keselamatan. Ia berharap kerukunan antarumat beragama di Manado tetap terjalin mesra.

Habib Muhammad Bin Smith mendapat sambutan baik oleh gabungan ormas adat Minahasa saat tiba di bandara Sam Ratulangi, Kamis (25/10) siang.

Habib disambut dengan tarian Kabasaran serta jabatan tangan para Tonaas atau pemimpin ormas adat Minahasa.
Sambutan baik tersebut membuat Habib terharu. “Terima kasih, selamat kepada semua, damai untuk semua, damai yang terindah,” kata dia.

“Pertanyaan tak perlu terlalu banyak yang penting
menghasilkan sesuatu yang rukun, damai, sejahtera dan kasih sayang,” kata dia saat akan diwawancarai wartawan.
Habib menyatakan, dia hadir untuk agenda keagamaan
sekaligus bertemu dengan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) di Sulut.

Ia merasa senang tiba di Manado. “Saya lahir di Manado, sekolah di Manado, banyak teman saya di sini, ini kota yang penuh kedamaian,” kata dia.

Tonaas Wangko Pendeta Hanny Pantouw menyatakan penyambutan Habib dilaksanakan untuk meluruskan opini yang beredar pasca penolakan beberapa waktu lalu.

“Seolah diplesetkan bahwa orang Manado antiagama tertentu padahal tidak seperti itu,” kata dia. Menurut Pantouw, aksi itu penting demi perdamaian nasional.

Ia mengakui sempat beredar hoaks yang menyebut Manado intoleran. “Dengan ini kita buktikan bahwa Sulut aman,” kata dia.

LMI menggelar kegiatan silahturahmi dan makan malam bersama seluruh tokoh-tokoh agama di Sulut, Rabu (24/10/2018) pukul 22.00 Wita di Manado Restaurant Bahu Mall.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved