Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Reiner Sentil soal Dilan dan Hujan Bulan Juni Dalam Seminar oleh Balai Bahasa

"Aku tak ingin mengekangmu, terserah! Bebas kemanapun engkau pergi. Asal aku ikut," Kata-kata itu dikutip Fiksiwan Reiner Emyot Ointoe

Penulis: | Editor: Indry Panigoro
Seminar Kebahasaan dan Kesastraan Bahasa Sulawesi Utara dengan tema "Menjayakan Bahasa dan Sastra, Rabu (24/10/2018) di Hotel Fourpoint. 

Laporan Wartawan Tribun Manado David Manewus

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO- "Aku tak ingin mengekangmu, terserah! Bebas kemanapun engkau pergi. Asal aku ikut," Kata-kata itu dikutip Fiksiwan Reiner Emyot Ointoe bersama beberapa kata dalam Trilogi Fiksi Dilan 1990-1991 (Milea) di Seminar Kebahasaan dan Kesastraan Bahasa Sulawesi Utara dengan tema "Menjayakan Bahasa dan Sastra, Rabu (24/10/2018) di Hotel Fourpoint.

Dalam materi "Sastra Milenial dan Ahli Wahana" itu, Reiner mengatakan dunia fiksi sebagai kekayaan budaya bangsa telah berabad-abad menyumbang tanpa mengharapkan lencana apapun dalam mengisi apa yang disebut sebagai transformasi kebhinekaan dan kemajemukan kaidah-kaidah, norma-norma, adat istiadat hingga pranata sosial, politik dan budaya.

Dunia fiksi adalah pustaka dan pustaka yang tak akan habis

Baca: Seorang Guru Bahasa Inggris Ditendang oleh Orangtua Murid di Bagian Perut, Ini Kronologi Sebenarnya

"Bahkan telah menjadi sebuah disiplin dalam peradaban umat manusia yang lekang oleh waktu. Jika kita merujuk pada pendapat Prof. Yuval Noah Harari dalam Sapiens: A Brief History of Humankind (2014), sejak dunia fiksi telah mengawali apa yang ia sebut sebagai revolusi kognitif," katanya dalam seminar yang diselenggarakan Balai Bahasa Sulawesi Utara itu.

Dilan 1991
Dilan 1991 (net)

Mengenai Dilan, ia mengatakan bacaan fiksi dari awal tahun 2018 itu yang mengalami alih wahana ke dalam film telah menyerap jutaan penontob belum seminggu telah gala primiere. Dalam bahasa kaum milenial, film Dilan 1990 dengan aktor-artis Iqbal Ramadhan dan Vanessa Pricilia bikin "kekayaan nasional" kita diguncang "baper nasional" alias "demam Dilan".

Mengenai, novel "Hujan Bulan Juni", Reiner mengatakan fiksi itu mengalami sukses luar biasa dengan mengalami percetakan mencapai 12 kali.

Pemeran Dilan 1990, Vanesha Prescilla dan Iqbaal Ramadhan 1
Pemeran Dilan 1990, Vanesha Prescilla dan Iqbaal Ramadhan 1 (diolah tribun manado/alex)

Diasumsikan jika setiap buku yang awal dicetak penerbit manapun berjumlah 5000 eksemplar, maka fiksi ini (HJB) telah dibaca oleh kurang lebih 60 ribu pembaca.

"Jumlah cukup untuk mengesankan untuk karta sasta manapun," katanya.

Ia ingin semua memperbanyak melahap fiksi.

Kunjungan pemeran film 'hujan bulan Juni' di kantor Tribun Manado, pada Kamis (20/10/2017)
Kunjungan pemeran film 'hujan bulan Juni' di kantor Tribun Manado, pada Kamis (20/10/2017) (TRIBUNMANADO/ANDREAS RUAUW)

Karena hanya dengan fiksi, kekayaan otak dan hati kita diletakkan secara sempurna agar bisa memasuki kemarukalaf dan tamadun hingga kini.

"Dan Fiksiwan M. Aan Mansyur pun berujar, Kadang-kadang, kau pikir, lebih mudah mencintai. Semua orang daripada melupakan satu orang. Begitu pula rindu, hamparan laut dalam antara pulang dan seorang petualang yang hilang. Seperti penjahat dan kebaikan yang dihalang uang dan undang-undang. Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu, jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi. Kau yang panas di kening. Kau yang dingin dikenang (Tak ada New York Hari Ini, 2016)," tutupnya.

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved