Hyperbaric Oxygen Therapy Hadir di Siloam Hospital Manado, Begini Cara Terapinya
Siloam hospital Manado kini memiliki alat terapi yang baru untuk penyakit dekompresi, penyakit klinis seperti penyembuhan luka di tubuh
Penulis: Christian_Wayongkere | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Siloam hospital Manado kini memiliki alat terapi yang baru untuk penyakit dekompresi, penyakit klinis seperti penyembuhan luka di tubuh dan pengobatan kulit.
Namanya Hyperbaric Oxygen Therapy (HBOT) atau terapi oksigen hiperbarik, merupakan metode pemberian oksigen murni kepada pasien di dalam sebuah ruangan bertekanan tinggi lebih dari 1 atmosfer absolut.
"Alat ini juga bisa untuk meningkatkan dan memperbaiki kondisi tubuh," kata dr Abraham Talumewo MHSM direktur rumah sakit, saat pelaksanaan media gathering session Hyperbaric Oxygen Therapy On Wound Healing and Wellnes di sebuah cafe di bilangan jalan Boulevard Manado, Senin (22/10/2018).
Pihaknya berharap informasi dalam media gathering yang diperoleh disebarluaskan, agar semua lapisan masyarakat mengetahui fasilitas atau alat ini untuk digunakan secara optimal.
Pelaksanaan media gathering hyperbaric oxygen chamber dibawakan oleh dr Friko Talumewo, Kepala Operational dan Operator HBOT dan dr Mendy Hatibie Sp BP-RE spesialis bedah plastik rekonstruksi, dihadiri management Siloam Hospital Manado COE Diana Kawatu, Hodiv Business Development Magdalena Molenaar dan Head Departement Marketing Communication Melissa Walandouw.
Dr Friko menyampaikan, HBOT penggunaannya dengan cara pasien masuk ke dalam HBOT seperti menyelam di laut tapi di dalam alat itu berisi udara.
"Bisa menangani penyakit dekompresi yang kerap dialami oleh para penyelam laut, dalam dan penyakit klinis seperti luka bakar dan luka karena penyakit diabetes melitus serta pencakokan kulit. Hal ini diakui secara resmi oleh undersea and hyperbaric medical society (UHMS) dan fod and drug administration (FDA) di Amerika Serkat pada tahun 2011," urai dr Friko.
Alat ini juga dapat meningkatkan oksigan dalam tubuh, supaya kesehatan dan kebugaran lebih baik. Dia menjelaskan mekanisme terhadap penyelaman, menggunakan scuba atau tabung berisi udara ketika terjadi kecelakaan penyelaman mengalami dekompresi.
"Normalnya kita hirup udara, nitrogen 80 persen oksigen 20 persen. Kalau di laut oksigen dan nitrogen larut ke dalam darah dan jaringan. Beberapa resiko yang terjadi nyeri di bagian wajah, tekanan dalam telinga," kata dia.
Dr Mendy Hatibie dalam penjelasannya chamber ini untuk penanganan luka kecelakaan, luka bakar, tumor dan sebagainya pada bayi, anak-anak hingga orangtua.
Alat ini membantuk dan persingkat penyembuhan luka dan separuh perawatan dari pasien yang tidak pakai chamber.
"Untuk luka yang paling susah sembuh adalah luka di kaki. Sehingga dalam koadaan ini sesegara mungkin disembuhkan karena kaki merupakan tumpuan badan," urainya.
Baca: HBOT Menyuplai Oksigen 10 Sampai 15 Lebih Banyak untuk Pasien Terapi Chamber
Lanjutnya, faktor pendukung kerja alat chamber ini untuk menyembuhkan tergantung juga pada toleransi pasien. Seperti pasien diabet yang terancam anputasi jangan tunggu lama baru ditangani.
"Kalau perlu lukanya yang masih merah segara dibawa, karena ada harapan jangan nanti sudah hitam atau mati rasa sulit penyembuhannya," terangnya.
Di sesi tanya jawab, dr Mendy menjawab dan menjelaskanya mengenai penanganan untuk luka bakar menggunakan chamber.
Kata Mendy harus dilihat kasusnya, apakah sudah akut atau tidak dan dalam penanganan bisa menunggu stabilnya seorang pasien yang mengalami luka.
"Jangan saat hendak di terapi pakai chamber kondisinya belum stabil. Itu akan mengancam nyawa karena kami lebih mementingkan dan utamakan keselamatan. Sistem metaboliknya yang diselamatkan, kalau luka lama harus dilihat jangan-jangan sudah ke arah kegasanan," jelasnya lagi. (crz)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/hbot_20181022_203848.jpg)