Pengamat Politik Unsrat Stevanus Sampe: Sulit Dibedakan Kampanye Negatif dan Kampanye Hitam
Biasanya negatif campaign dilakukan oleh oposisi terhadap incumbent, yaitu mengkritik kebijakan-kebijakan incumbent tentu saja dengan bukti
Penulis: | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID - Biasanya negatif campaign dilakukan oleh oposisi terhadap incumbent, yaitu mengkritik kebijakan-kebijakan incumbent tentu saja dengan bukti dan data-data yang kuat.
Negative campaign ini berbeda dengan black campaign, karena black campaign lebih menunjuk pada tuduhan-tuduhan yang tidak berhubungan dengan kemampuan kepemimpinan lawan politik, misalnya dengan mencap lawan politiknya tidak layak memimpin karena latar belakang agama atau suku bangsanya.
Sekarang ini banyak beredar kampanye-kampanye hitam dan kampanye negatif. Dua jenis ini bercampur baur sehingga sulit untuk dibedakan satu dengan yang lain selama masa kampanye ini.
Saat ini jumlah pemilih rasional semakin meningkat. Para pemilih yang rasional ini akan menjatuhkan pilihan mereka setelah melihat dan mempertimbangkan program-program dari para kandidat.
Mereka akan cenderung menjatuhkan pilihan mereka pada kandidat yang memiliki program pelayanan publik yang benar-benar dirasakan masyarakat banyak.
Mereka juga memiliki kemampuan untuk membedakan mana kampanye hitam dan mana kampanye negatif karena mereka akan selalu berusaha mengklarifikasi informasi yang mereka dapatkan. Apalagi dengan bantuan teknologi informasi yang semakin canggih saat ini.
Berkaca dari kampanye-kampanye di negara-negara maju, isu-isu agama tetap masih ada. Meskipun tidak dapat dihilangkan, kampanye-kampanye dengan isu agama ini dapat diminimalisir atau atau dapat ditekan intensitasnya.
Peran dari aparat hukum dan pengawas pemilu sangat penting untuk mengurangi intensitas kampanye-kampanye dengan menggunakan isu agama. Penegakkan hukum tanpa pandang bulu harus dilaksanakan.