Bos IMF-Bank Dunia Puji Jokowi : Pidato soal Ekonomi ‘Game of Thrones’
Presiden Joko Widodo mendapat dua kali standing applause saat berpidato pada acara Annual Meeting IMF World Bank Plenary,
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Misbakhun menilai, Jokowi telah berhasil menunjukkan ‘standing position’ Indonesia sebagai negara yang berdaulat lewat tamsil serial televisi ‘Game of Thrones’.
“Presiden Jokowi ingin menyampaikan pesan bahwa Indonesia punya sikap yang jelas dalam mengatur kedaulatan ekonominya,”kata Misbakhun.
“Pesan itu disampaikan dengan sangat halus tapi penuh makna lewat simbolisme Game Of Thrones, tidak ada keinginan menggurui sehingga isi pesan bisa sampai kepada para seluruh yang hadir,”ujar Misbakhun.
Misbakhun yang hadir langsung pada pembukaan Annual Meeting IMF & World Bank mengaku menangkap atmosfer luar biasa dari pada delegasi dan peserta dalam menyimak pidato Presiden Jokowi. Menurut Anggota Komisi XI DPR ini, isi pidato Presiden Jokowi mampu menggugah emosi.
“Posisi duduk saya hanya terpisah empat baris kursi dari posisi Presiden Jokowi berpidato. Saya menjadi saksi mata langsung dan menangkap atmosfer di ruang pertemuan, baik emosinya ataupun suasana kebatinannya,” ujar Misbakhun.
Misbakhun menjelaskan, substansi pidato Jokowi memang penuh simbol dan makna. Presiden Jokowi, kata Misbakhun, mengangkat kisah Game of Thrones untuk mengajak dunia berefleksi soal konflik kepentingan antarkekuatan besar yang saling mempertahankan arogansi kelompoknya sendiri. Tapi, perang besar justru merusak kekuatan-kekuatan yang bersaing.
Misbakhun menyebut tamsil yang disampaikan Presiden Jokowi itu sesuai kenyataan. “Sehingga delegasi peserta pertemuan tahunan itu benar-benar terkesima dan terkejut dengan cara Presiden Jokowi menggambarkan konflik perdagangan dunia saat ini, khususnya yang dimotori kekuatan AS dan Cina,” kata dia.
Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Ferdinand Hutahaean mengkritik pidato Presiden Joko Widodo dalam forum pertemuan Indonesia Monetary Fund-Bank Dunia. Ia mempertanyakan maksud Presiden Jokowi yang membandingkan kondisi dunia saat ini dengan serial televisi, Game of Thrones. Ferdinand menilai Jokowi telah mencampuradukkan kondisi nyata yang rumit dengan dunia khayalan.
“Ini kan Pak Jokowi adalah presiden yang banyak mengkhayal seperti Donald Trump, banyak mengambil cerita-cerita khayalan,” kata Ferdinand.
Ferdinand menyebut, sudah beberapa kali Jokowi mengkhayal. Ia menyinggung mengenai pernyataan Jokowi pada 2015 lalu, yang menyebut bahwa ekonomi Indonesia akan segera meroket. “Sama seperti beliau berkhayal ekonomi meroket di bulan September (2015), tapi tak kunjung meroket,” kata Ferdinand.
Ferdinand pun menilai bukan hal yang istimewa apabila Presiden Jokowi mendapat standing applause dari peserta IMF-Bank Dunia. “Namanya khayalan itu sering mendapat tepuk tangan, standing applause. Karena memang dilihat seorang anak kecil yang mampu bercerita hebat, itu pasti mendapat tepuk tangan,” kata dia. (Tribun Network/fia/kps/mal)