Lumba-lumba Tempatnya di Laut, Bukan di Sirkus
Jendral 001 Seasoldier Nadine Chandrawinata dan 002 Seasoldier Dini Setianingrum melakukan lawatannya bersama Seasoldier North Sulawesi
Penulis: Christian_Wayongkere | Editor: Indry Panigoro
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Jendral 001 Seasoldier Nadine Chandrawinata dan 002 Seasoldier Dini Setianingrum melakukan lawatannya bersama Seasoldier North Sulawesi (NS) meneliti populasi mamalia laut lumba-lumba akhir pekan lalu.
Menurut Eki dari Seasoldier NS selaku pelaksana kegiatan Sailing Dolpin and beach clean up, diikuti oleh 75 orang dari berbagai komunitas, masyarakat dan wartawan menggunakan dua kapal untuk mencari lumba-lumba.
Dalam pencarian memakan waktu lebih dari 1 jam, rombongan yang bertolak dari pelabuhan Jengki Manado akhirnya menemukan kawanan lumba-lumba atau dolpin.
"Penemuan kawanan dolpin di depan pulau nain, tim seasoldier NS yang sudah di bentuk kemudian melakukan observasi bergerak cepat untuk meneliti dolpin tersebut," jelas Eki kepada Tribunmanado.co.id, Selasa (09/10/2018).
Dari hasil penelitian lumba-lumba yang telah dilaksanakan berhasil mendapati jenis kawanan lumba-lumba adalah jenis hidung botol atau dalam bahasa latin Tursiops truncatus.
"Sesuai pencatatan kemarin ada sekitar 120 populasi lumba-lumba di perairan teluk Manado," tandasnya.
Sementara itu Nadine Chandarawinta dalam keterangannya mengungkapkan kegiatan yang di lakukan oleh komunitas Seasoldier Ns sangat luar biasa, karena di tempat lain tidak ada seperti ini.
"Jadi intinya kegiatan dolpin ini untuk membuka wawasan masyarakat bahwa, paling menyenangkan melihat dolpin itu saat di laut bukan di tempat sirklus," Sentil Putri Indonesia 2005.
Pada kesempatan itu Nadine berharap oleh pemerintah mengeluarkan undang-undang atau aturan mengenai perijinan sirklus dolpin yang nota benennya tidak ada tujuannya dan tidak boleh ada.
Dini Setianingrum Seasoldier 002 mengungkapkan kenapa saat ini pihaknya mengkampanyekan Seasoldier Dolpin, karena mereka ingin mengajak masyarakat untuk secara langsung melihat habitat dolpin di laut lepas.
"Karena di laut lepas lebih terlihat asik dan menarik, untuk sirklusnya kami sayangkan terjadi perpindahan dolpin yang tidak sesuai dari tampat satu ketempat yang lain dan di gosok mentega, hal ini akan mengurangi kehidupan dolpin yang layaknya 10 sampai 11 tahun," urai Dini.
Dini mengkuatirkan mamalia Dolpin yang kerap dijadikan dolpin sirklus keliling bisa mengancam kehidupannya, hanya sampai 1 tahun. Berbeda ketika mereka hidup di lautan bebas yang hidupnya bertahun-tahun.
"Mulai saat ini mari kita jaga kekayaan yang ada di laut kita bersama terutam dolpin ini ungkapnya" ajaknya.
Terpisah Jesica Ghe dari Seasoldier NS menambahkan melalui itu Seasoldier NS ingin mengajak orang-orang untuk lihat lumba-lumba bukan pada pertunjukan sirkus tapi pada habitat aslinya yaitu di laut.
Menurut Ghe lumba-lumba yang dipertunjukkan pada acara sirkus tersiksa dan stress, mereka harus berada pada habitat asli di laut ahar bisa lebih lama bertahan hidup di banding lumba lumba sirkus.