5 Ribu Orang Diduga Ditelan Lumpur di Palu
Delapan hari pascagempa dan tsunami di Palu-Donggala, Sulawesi Tengah, korban meninggal dunia bertambah. Belum lagi korban hilang
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Dengan didatangkannya eskavator, diharapkan proses pencarian dan evakuasi korban di Desa Jono Oge bisa terus dilakukan. "Apakah sektor Timur dan sebagainya, tidak semuanya area di sini tertimbun oleh lumpur sehingga evakuasi terus dilakukan oleh Tim SAR," ungkap Sutopo.
Sutopo mengungkapkan, selain Desa Jono Oge, dua daerah lain juga mengalami fenomena likuifaksi. Yakni, Desa Petobo dan Perumahan Balaroa, dan Sidera juga mengalami likuifaksi dan diperkirakan banyak korban terendam lumpur sedalam 3 meter.
Dikatakan Sutopo, ada 1.405 unit rumah di daerah Balaroa dan 2.050 unit di Desa Petobo. dari jumlah itu, ditaksir sebanyak 1.747 rumah mengalami kerusakan sangat parah di wilayah Perumnas Balaroa. Sedangkan di Desa Petobo ada 744 rumah yang mengalami rusak parah.
Dan dari laporan Kepala Desa Balaroa dan Petobo, diketahui ada sekitar 5.000 orang yang diduga hilang tertelan lumpur akibat fenomena likuefaksi di dua wilayah tersebut.
"Itu berdasarkan laporan dari Kepala Desa Balaroa dan Petobo," kata Sutopo.
Menurut Sutopo, banyak unit rumah di Balaroa maupun Petobo yang tertimbun akibat tanah yang mengalami likuefaksi.
Apalagi ada lebih seribu unit rumah di masing-masing wilayah tersebut sehingga diperkirakan banyak korban yang terkena fenomena likuefaksi. Belum lagi korban yang tertimbun material bangunan.
Meski begitu, BNPB terus melakukan verifikasi terhadap data jumlah korban yang hilang akibat fenomena likuefaksi itu. "Karena bisa saja ada penduduk yang mengungsi ke daerah lain, tetapi ternyata dianggap hilang," pungkasnya. (tribun network/den/coz)