Kisah Korban Gempa Palu Melahirkan di Manado, Ini Nama Bayinya
Kami merasa tak sendiri, ada Tuhan yang mengawasi. Dia pembela orang kecil. Karenanya, bayi itu kami beri nama Imanuel.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNMANADO.CO.ID - "Gempi...gempi". Begitu perawat RS Wolter Mongusidi, Kota Manado, menyapa seorang bayi korban Gempa Palu di bangsal Melati, Jumat (5/10/2018) siang.
Seorang pasien lainnya tiba tiba menimpali. "Bukan gempi, namanya Hercules," kata dia dengan bercanda.
Berbagai panggilan "seram" itu disematkan lantaran bayi itu lahir dalam suasana mencekam pascabencana di Palu.
Sebenarnya, bayi mungil yang masih berusia beberapa hari itu bernama Sean Imanuel Engelen.
Saat Sean masih dalam kandungan, ayah dan ibunya berjuang untuk bisa lolos dari Palu lewat jalur udara.
Baca: Penjelasan Vicky Lumentut soal Kepindahannya ke Partai Nasdem hingga Kasus Dana Hibah Banjir
Di bandara Sam Ratulangi, sang ibu, Kinanti Thalia Tandayu, hampir pingsan karena tak mampu menahan sakit.
Di rumah sakit RS Wolter Mongisidi, perjuangan berlanjut. Trauma bencana membuat jantung Thalia terlalu lemah.
Operasi caesar terpaksa dilakukan. Bak mujizat, lahirlah Sean pada 3 Oktober 2018.
Jumat siang itu, di tengah perhatian banyak orang, Sean menggeliat di pembaringan.

Sang ayah Steven Engelen terlihat sibuk mengatur pakaian bayinya.
Dia masih agak kagok menjalankan tugas itu. Thalia, sang ibu mulai lepas dari trauma.
Baca: Ricardo Sengkeh, Karyawan Hotel Mercure Selamatkan 6 Rekannya sebelum Meninggal saat Gempa Palu
Ia mulai bisa tertawa menyaksikan tingkah pola anaknya.
Steven bercerita, tiga hari pascagempa, ia terjebak dalam gelombang eksodus warga Palu ke Makassar di Bandara Palu. Kondisi istrinya makin parah.
"Suatu ketika dari pengarah bandara katakan siapa mau ke Manado, saya langsung acungkan lengan," kata dia.