Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

HUT ke 73 TNI

HUT TNI - Kisah Pasukan Infiltran TNI AL Mampu Taklukkan Kapal Perang & Pesawat Tempur Belanda

Ketika pasukan TNI AL melancarkan misi penyusupan ke Irian Barat dalam Operasi Trikora (1962) melalui laut, pasukan Belanda

Editor: Aldi Ponge
Kompas
Pasukan elite TNI AL, Komando Pasukan Katak (Kopaska) melakukan patroli pantai untuk pengamanan APEC Summit di Bali, 27 September 2013. 

Untuk kembali ke pangkalan di Wahai, Puntodewo ditarik oleh Sadewo yang dipimpin oleh komandan regunya Kopral Sarwo.

Selama perjalanan, teknisi speed boat Kopral Cornelis Bubu berusaha melakukan perbaikan dan berhasil menghidupkan salah satu mesinnya. Esok harinya (8/8).Ketiga speed boat akhirnya bisa tiba dengan selamat di pangkalan Wahai.

Sehari berada di pangkalan Capa Djamran mendapat perintah baru untuk mendrop satu peleton sisa Kompi Nussy dan sekitar 56 personil dari satuan KKO (Marinir) dipimpin Serma Dukri.

Kehadiran pasukan KKO sebagai bagian kekuatan Kompi Nussy itu sebenarnya menimbulkan tanda tanya tapi tak ada satu orang yang bisa menjelaskannya.

Pasukan dari KKO itu tiba di Wahai dengan menumpang Kapal Karata (Pelni). Sebagai pasukan KKO yang terlatih personelnya merupakan KKO pilihan dari sejumlah batalyon dan telah dipersiapkan untuk tugas infiltrasi.

Pelatihan khusus yang diberikan kepada anggota KKO terlatih itu adalah kemampuan mengoperasikan kapal cepat torpedo.

Rencana semula sisa pasukan Kompi Nussy dan personel KKO ini akan diangkut oleh dua kapal speed boat dengan dikawal oeh lima kapal cepat torpedo (MTB-Rusia) di bawah pimpinan Letnan Isman.

Sebagai persiapan misi pada 10 Agustus diadakan briefing di atas kapal Karata yang dipimpin oleh Kolonel (P) Machmud Subarkah.

Dijelaskan bahwa diikutsertakan anggota KKO itu sesuai permintaan Deputi Panglima Komando Mandala Mayjen TNI Soeharto.

Pada 11 Agustus malam pasukan KKO yang sudah terlatih baik diberangkatkan menggunakan tiga speed boat, Anila, Bima, dan Nakula, di bawah pimpinan Capa Djamran disertai lima MTB.

Sesuai rencana semula pasukan KKO akan diangkat menggunakan speed boat tapi kemudian dibatalkan dan diangkut menggunakan MTB mengingat personel KKO terlatih itu bisa mengoperasikan MTB.

Kelima MTB yang dikerahkan dalam misi infiltrasi itu antara lain, RI Badai di bawah komandan Letnan Muda (P) Wiwoho, Angin Gending (Letnan Muda (P) Ketut Temadja), RI Angin Ribut (Letnan (P)) Sujadi), RI Angin Puyuh (Letnan Muda (P) Ari Siswadi), dan RI Prahara (Letnan Muda Andi Mappatola Sultan).

Tiga speed boat tetap disertakan dalam misi itu guna mengangkut sisa pasukan Kompi Nussy.

Sesuai permintaan Capa Djamran formasi kapal saat berangkat adalah paling depan MTB sebagai penunjuk arah dan dua speed boat berada di tengah-tengah dan dua buah MTB yang di belakang.

Capa Djamran yang sudah berpengalaman mengoperasikan speed boat khawatir akan terjadi perubahan arah speed boat secara tak terkendali karena dipukul ombak yang diakibatkan pergerakan MTB.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved