Prediksi Rupiah: Berkat Intervensi BI, IHSG Peluang Rebound
Intervensi Bank Indonesia (BI) berhasil membuat rupiah perkasa. Kemarin, rupiah di pasar spot terangkat 0,17%
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Kinerja Pembiayaan Syariah Terhalang Pendanaan
Segmen pembiayaan syariah menghadapi tantangan berat di tahun 2018. Ini tercermin dari outstanding pembiayaan syariah yang menurun. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sampai Juli 2018, outstanding pembiayaan syariah mencapai
Rp 23 triliun. Angka ini menurun 30,9% secara tahunan.
Menurut Managing Director PT Indosurya Finance Mulyadi Tjung, segmen bisnis pembiayaan syariah sebenarnya memiliki potensi besar untuk ekplorasi. Tapi, sumber pendanaan menjadi penghalang karena alternatifnya lebih terbatas. Dengan kondisi ini, Mulyadi menyebut, kontribusi pembiayaan dari segmen ini kurang dari 5% dan akan bertahan hingga akhir 2018.
MNC Finance menghadapi kondisi serupa. Direktur Utama MNC Finance Suhendra Lie menyebut, kontribusi bisnis syariah 15% dari total portofolio kredit perusahaan ini. Selain itu, ia menilai masalah literasi masih jadi pekerjaan rumah untuk menggenjot pembiayaan syariah.
Meski penuh tantangan, PT Mandiri Utama Finance (MUF) justru percaya diri mulai bisnis syariah dengan mendirikan unit usaha syariah (UUS). Apalagi MUF Syariah didukung induk usaha yakni Bank Mandiri dan Bank Mandiri Syariah.
MUF optimistis, kontribusi pembiayaan akan tumbuh secara bertahap. Direktur Utama MUF Stanley Setia Atmadja bilang, tak memasang target ambisius. Namun ia memperkirakan, realisasi pembiayaan sampai akhir 2018 sebesar Rp 30 miliar-Rp 50 miliar.
Mulai tahun depan, Stanley yakin, bisnis syariah bisa memberi kontribusi lebih nyata. "Kami harapkan setidaknya berkontribusi 5%-10% dari total pembiayaan MUF di 2019," kata dia, Selasa (18/9).
Stanley bilang, sepanjang 2018, pasar otomotif tumbuh secara stabil. Sehingga, peluang atas pembiayaan otomotif makin positif. Di sisi lain, minat masyarakat terhadap pembiayaan syariah naik.
Kedua hal itu mendorong MUF meluncurkan produk MUFSyariah yang merupakan produk pembiayaan otomotif berbasis syariah. Dalam berbisnis, produk MUFSyariah menggunakan akad murabahah alias jual beli bebas riba.
Melalui skema ini, MUFSyariah akan menegaskan harga beli atau harga perolehan kepada konsumen, serta margin sebagai keuntungan MUFSyariah.
Di tahun 2018, MUFSyariah telah siap dipasarkan di delapan kantor cabang MUF yang mendapatkan izin resmi pembiayaan syariah. Yaitu Jakarta, Tangerang, Subang, Magelang, Kediri, Gresik, Surabaya dan Pekanbaru.
Kembali Bergas, FREN Kejar Ekspansi Tahun Ini
Mesin ekspansi PT Smartfren Telecom Tbk kembali memanas. Setelah mengaku sempat menunda pembangunan base transceiver station (BTS), perusahaan itu bakal mengejar penambahan 3.000-4.000 BTS lagi pada semester II.
Kalau seluruh target ekspansi BTS tersebut terpenuhi, Smartfren bakal mencatatkan penambahan sekitar 5.000-6.000 BTS anyar sepanjang tahun 2018. Pasalnya, selama semester I kemarin mereka sudah menghadirkan 2.000 BTS baru.
Manajemen Smartfren tak secara spesifik menyebutkan alasan penundaan ekspansi yang pernah terjadi sebelumnya. "Alasan tidak bisa saya katakan kenapa, tapi yang pasti target kami tahun ini memang sekitar 5.000-6.000 BTS," ujar Djoko Tata Ibrahim,
Deputy Chief Executive Officre PT Smartfren Telecom Tbk saat ditemui KONTAN, Selasa (18/9).
Sejauh ini, Smartfren mengoperasikan 16.000 BTS yang mengusung teknologi Long Term Evolution (LTE). BTS mereka tersebar di 200 kota dan kabupaten. Perusahaan berkode saham FREN di Bursa Efek Indonesia tersebut mengklaim diri sebagai pemilik BTS LTE terbanyak di dalam negeri.
Lewat penambahan jaringan infrastruktur berupa BTS, Smartfren berharap bisa merangkul 20 juta pelanggan sampai tutup tahun 2018. Hingga semester I sudah ada 9,5 juta pelanggan. Mereka memperkirakan, kini jumlah pelanggannya sudah naik menjadi 10 juta.