Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

GP Ansor Ajak Kerja Sama GMIM: Miangas Titik Awal Kirab Satu Negeri

Pulau Miangas, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara dipercayakan sebagai titik awal Kirab Satu Negeri.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
tribun manado/infografis:alex taroreh
Infografis agenda Kirab Satu Negeri di Sulut. 

Ketua PW Ansor Sulut, Yusra Alhabsyi menyatakan, kerja sama tentang kemah antarumat beragama. "Rencananya kami akan mendatangi GMIM pada 17 September, mendengarkan orasi kebangsaan dari Ketua Sinode (Pendeta Dr Hein Arina), " katanya.

Sekretaris Panitia Lokal, Gafur menambahkan, kegiatan di Sulut diawali upacara di Miangas dan dilanjutkan dengan media visit. "Besok kami ke Polda, Pemprov Sulut, Seminari Pineleng, Sinode GMIM lantas ke Minahasa dan bertemu Pemkab setempat," ujar dia. Lanjut dia, pada 18 september, rombongan menuju ke Boltim (lihat grafis).

Ketua Umum GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas secara resmi melepas peserta Kirab Satu Negeri pada upacara di Tugu Pepera, Merauke, Papua, Minggu kemarin.

Kirab Satu Negeri yang diikuti 1.945 peserta ini direncanakan berakhir di Kota Yogyakarta pada 26 Oktober 2018 ditandai apel kebangsaan yang melibatkan sekitar 100 ribu anggota Banser dan dihadiri Presiden RI Joko Widodo.

"Pagi ini, kita memulai langkah pertama kita dalam Kirab Satu Negeri dari lima titik terdepan Indonesia, yakni Merauke, Rote, Miangas, Nunukan, dan Sabang," kata Yaqut.

Ia mengatakan kirab bendera Merah Putih oleh Ansor yang akan melintasi seluruh provinsi digelar untuk mengingatkan kembali warga bangsa ikrar bertanah air, berbangsa, dan berbahasa yang satu, yakni Indonesia.

Ia mengaku telah berulang kali memperingatkan tentang ancaman dari sekelompok kecil orang yang ingin mengubah atau merusak konsensus kebangsaan Indonesia.

Ia juga mengaku telah memperingatkan ancaman dari pihak-pihak yang menggunakan agama sebagai alat politik dan menjadikan agama sebagai sumber konflik. Sayangnya, dalam situasi seperti ini, mayoritas rakyat yang cinta damai justru memilih diam.

"Kita ingin semua orang, mayoritas masyarakat yang toleran dan cinta persatuan, berani bersuara, tidak lagi memilih diam. Kita ingin Indonesia yang majemuk, terapi hidup rukun dan damai ini menjadi inspirasi dan teladan bagi dunia," katanya.

Yaqut menegaskan, Kirab Satu Negeri tidak terkait dengan pemilihan presiden, apalagi dukung mendukung capres-cawapres. "Kirab ini murni kegiatan untuk membangkitkan kembali rasa kebangsaan, perasaan satu Indonesia," kata Yaqut.

Menurut Yaqut, kirab ini juga bukan bentuk konsolidasi terkait dengan dipilihnya Rais Aam PBNU KH Ma'ruf Amin sebagai cawapres pendamping Jokowi.

Anggota DPR RI dari Fraksi PKB ini menegaskan kirab bendera ini dilatarbelakangi keprihatinan atas keberadaan kelompok yang berniat mengubah atau merusak konsensus kebangsaan Indonesia serta menggunakan agama sebagai alat politik dan sumber konflik.

"Gejala ini sudah kami tangkap sejak Pilkada DKI yang lalu, jauh sebelum Kiai Ma'ruf Amin ditetapkan sebagai cawapres Pak Jokowi," kata Yaqut.

Dalam rangkaian kirab ini juga akan digelar pembentangan bendera merah putih sepanjang 1,5 kilometer di wilayah perbatasan RI dengan Papua Nugini di Skouw, Jayapura, pada Senin (17/9).

Sekjen PP GP Ansor Abdul Rochman memimpin upacara Kirab Satu Negeri di Bandara Miangas, Sulut, Minggu (16/9/2018).
Sekjen PP GP Ansor Abdul Rochman memimpin upacara Kirab Satu Negeri di Bandara Miangas, Sulut, Minggu (16/9/2018). (istimewa)

Gus Yaqut Ajak Warga Tak Diam

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved