Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

5 Fakta Pulau Bungin yang Jadi Pulau Terpadat di Dunia, Warganya Jarang Merantau

Pulau Bungin di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) dijuluki sebagai pulau terpadat di dunia.

Editor: Aldi Ponge
Pulau Bungin 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pulau Bungin di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) dijuluki sebagai pulau terpadat di dunia.

Rumah-rumah di pulau ini dibangun di atas gundukan pasir dan karang, saling berdempetan, dan nyaris tidak ada ruang yang tersisa.

TribunTravel.com pun merangkum lima fakta unik yang dimiliki Pulau Bungin dari berbagai sumber:

Baca: Kisah Ajaib Nelayan Wori Hanyut dan Diselamatkan Kapal Panama di Perairan Guam, Dibantu KJRI Osaka

 1. Dihuni Suku Bajo selama 200 tahun
Pulau Bungin
Pulau Bungin (KOMPAS IMAGES)

Sebagian besar penghuni Pulau Bungin adalah Suku Bajo yang berasal dari Sulawesi Selatan.

Suku Bajo sudah mendiami Pulau Bungin sejak tiba 200 tahun silam.

Dilansir dari BBC, Suku Bajo yang mendiami Pulau Bungin saat ini merupakan generasi kelima dan keenam dari warga pertama yang datang dari Sulawesi Selatan.

Sampai saat ini lebih dari 3.000 penduduk yang mendiami Pulau Bungin dengan luas daratan 8,5 hektare.

Baca: 15 Foto Hewan yang Ukuran Tak Wajar, tapi Benaran Nyata

2. Ada pamali batu membentur batu di Pulau Bungin

karang Pulau Bungin
karang Pulau Bungin (bbc.com)

Masyarakat Bajo merupakan contoh masyarakat yang cukup ketat untuk melestarikan terumbu karang.

Karena ada sebuah mitos dari orang tua zaman dahulu, "pamali batu membentur batu."

Artinya kita tidak boleh melabuhkan jaring atau pemberat ke terumbu karang, karena akan membuat terumbu karang menjadi rusak.

Sayangnya, kearifan lokal ini sering diabaikan lantaran mereka butuh tumbukan karang untuk memperluas lahan.

Baca: Atasi 6 Masalah di Wajah dengan Bahan Alami Bumbu Dapur Ini, Bisa Bikin Sendiri

3. Satu rumah lebih dari 3 kepala keluaga

Penampakan Rumah di Pulau Bungin
Penampakan Rumah di Pulau Bungin (bbc.com)

Karena wilayah di Pulau Bungin tidak begitu luas dan dihuni 3 ribu jiwa, membuat mereka berbagi tempat tinggal bersama.

Sudah merupakan hal biasa jika dalam satu rumah di Pulau Bungin dihuni oleh lebih dari tiga kepala keluarga.

Biasanya warga Bajo mengadakan perluasan lahan untuk membangun rumah dengan membuat tumpukan karang.

Namun, hal tersebut berdampak pada ekosistem karang laut di sana.

Perluasan lahan seperti ini sempat dilarang pemerintah Sumbawa.

Selain masalah kekurangan lahan, masyarakat di Pulau Bungin juga masih dihadapkan pada masalah sampah dan sanitasi.

Baca: 5 Pemilik Zodiak Ini Ternyata Pandai Menyembunyikan Kebohongan, Kekasihmu Termasuk?

4. Warga Suku Bajo jarang merantau

Warga memberi makanan pada Kambing di Pulau Bungin
Warga memberi makanan pada Kambing di Pulau Bungin (bbc.com)

Hidup berdesakan di Pulau Bungin menjadi pemandangan yang biasa bagi warga di sana.

Kebanyakan Suku Bajo yang tinggal di Pulau Bungin memiliki keterkaitan dengan tanah kelahirannya.

Atas alasan itulah, penduduk Pulau Bungin jarang sekali ada yang merantau ke luar pulau.

5. Hewan ternak tidak makan rumput

Kambing makan sampah di Pulau Bungin
Kambing makan sampah di Pulau Bungin (bbc.com)

Beberapa penduduk di Pulau Bungin juga memelihara hewan ternak seperti kambing.

Bila pada umumnya, kambing memakan rumput, lain halnya dengan kambing di Pulau Bungin.

Kambing di Pulau Bungin malah memakan sampah sampai sisa makanan manusia.

Hal tersebut terjadi karena ketiadaan rumput pada area tersebut.

Pasalnya, Pulau Bungin berada di atas gundukan pasir pantai dan karang.

Artikel ini telah tayang di Tribuntravel.com dengan judul Pulau Bungin Jadi Pulau Terpadat di Dunia, Simak 5 Faktanya: Warganya Jarang Merantau, http://travel.tribunnews.com/2018/09/16/pulau-bungin-jadi-pulau-terpadat-di-dunia-simak-5-faktanya-warganya-jarang-merantau?page=all.
Penulis: Ayu Miftakhul Husna
Editor: Sri Juliati

 
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved