Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kasus Rumah Pak Eko Tak Punya Akses Jalan: Komunikasi Buntu, Kehidupan Bertetangga pun Runyam

Sebuah rumah di Kampung Sukagalih, Desa Pasirjati, Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung, menjadi pembicaraan hangat.

Editor: Aldi Ponge
tribunjabar/syarif pulloh anwari
Rumah Pak Eko yang terkepung 

Contohnya melalui kegiatan arisan, kerja bakti, kegiatan keagamaan, atau kegiatan lainnya  yang masih sering kita temukan dalam bertetangga. 

Menurut Lidya, meskipun ada kesan individualistik dalam kehidupan bertentangga di perkotaan, tapi semangat untuk mempererat nilai kehidupan beretagga tetap ada. 

Bahkan, menurut studi yang Lidya lakukan, fenomena ini juga masih bisa kok kita temukan mesik di daerah lingkungan elit sekalipun.

Hanya saja semuanya kembali pada tiap-tiap individu. “Tergantung dari masing-masing orang yang ada di dalam situ, kalau orangnya semua punya kepedulian, biasanya hidup.” Jelasnya.

Memilih ada rambu-rambunya

Kita mungkin sering menggerutu melihat tetangga yang seenaknya. 

Nah, sayangnya kita tidak bisa memilih ingin bertetangga dengan saiapa. Kecuali kita sendirilah pemilik kompleks atau lingkungan tersebut.

Semestinya, memang tak seharusnya kita pilih-pilih dalan bertetangga. Namun, dalam membangun interaksi sosial ada satu hal yang sudah mendarah daging di diri kita, yaitu mencari kesamaan.

Bisa juga disebut dengan seleksi sosial.

“Orang akan mencari kesamaan dalam membangun interaksi sosial, ketika menemukan kecocokan itu akan berjalan dengan sendirinya,” kata Lidya.

Ketika seseorang menjalin hubungan dengan orang lain yang memiliki banyak kesamaan dibandingan dengan perbedaannya, kemungkinan besar hubungan itu akan berlangsung Long Lasting, alias tahan lama.

Seleksi sosial ini memang akan menimbulkan pandangan yang berbeda pada sauatu titik. Misalnya, kita ingin terlibat dalam kehidupan tetangga jauh lebih dalam ketika melihat adanya kecocokan.

Namun, sebaliknya juga berlaku. Ada kalanya kita hanya ingin megenal tetangga sebatas permukaan saja bila merasa kurang cocok.

Rumah Eko Purnomo

Yang perlu kita pahami, itu sah-sah saja kok! Asalkan kita tetap mematuhi aturan utama dalam berinteraksi: jangan ada diskriminasi.

Halaman
1234
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved