Kasus Pembunuhan Kaki Dian Minut Terungkap
"Karena saksi Yulianti sering mengintip, tersangka dan korban berpindah ke gubuk yang agak jauh, dan saat itu hape korban berbunyi,"
Penulis: | Editor: Indry Panigoro
Tersangka dan korban 15 meter lebih dahulu di depan teman tersangka dan korban.
Korban tiba-tiba ingin turun dari sepeda motor karena rem dianggap tidak berfungsi dan cahaya redup, mereka cekcok karena itu.
"Tersangka tidak menghiraukan dan pada akhirnya tidak dapat mengendalikan laju sepeda motor sehingga keluar dari jalur dari jalan raya dan jatuh ke tebing. Tersangka dan korban terpisah juga karena suasana gelap," kata Alfaris.
Tersangka lalu mencari korban merayap dan meraba-raba.
Setelah menemukan korban yang sudah tidak berdaya, tersangka mendekatkan telinga ke hidung korban untuk memastikan korban masih hidup dan ternyata korban masih bernafas.
Saat itulah, timbul niat tersangka untuk menghabisi nyawa korban.
Ia takut perbuatan "selingkuhnya" diketahui pacarnya (pacar lain) yang sudah hamil delapan bulan, ditambah rasa cemburu dan cara menghindar dari tanggungjawab akibat kecelakaan tersebut.
Tersangka meraba-raba sekitar, menemukan sebuah batu dan melepaskan ke dahi korban.
Korban sempat berteriak "ahh" dan memiringkan ke kiri.
Tersangka langsung pergi meninggalkan lokasi kejadian, pulang melalui jalan raya dan di situ pula tersangka mendapatkan tumpangan kontainer dan pulang ke rumahnya.