Kisah Anak-anak Pengungsi Afganistan Sekolah di Manado, Ali Belajar Bahasa Indonesia Lewat Handphone
Di Indonesia ada sekitar 14 ribu pengungsi dari negara konflik di Timur Tengah, maupun di negara Asia lainnya.
Penulis: Finneke | Editor: Alexander Pattyranie
Jauh lebih baik dari Afganistan.
Orang-orang di sini menurutnya baik.
Ia dan keluarganya bisa menjalankan hidup jauh jauh lebih baik dari negara asalnya.
Selain Ali, ada pula Khatira Rezaie (18) asal Afganistan.
Ia sekolah di SMA Katholik Rex Mundi Manado juga.
Adiknya Tamana Rezaie (13) sekolah di SMP Pax Christie Manado.
Khatira dan adik serta ibunya datang di Manado empat tahun lalu.
Ayahnya sudah delapan tahun di Manado.
Saat ini Khatira duduk di Kelas XII IPA.
Di sekolah Khatira mengalami kendala bahasa, seperti Ali.
Namun Khatira bersyukur guru-guru mau membantunya dengan sabar.
Begitu pula teman-teman kelasnya yang juga membantunya.
Ali dan Khatira mengaku tak tahu sampai kapan mereka tinggal di Indonesia.
Mereka berharap ada negara ketiga yang bisa menerima mereka untuk menetap dan mendapat kewarganegaraan.
Anak-anak pengungsi ini ada di bawah bimbingan Jesuit Refugee Service (JRS) Indonesia, yayasan Katolik yang memiliki perhatian dan kepedulian terhadap pengungsi.