Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sembako Ternate-Nusa Utara Tertahan di Bitung: ASDP Belum Izinkan Fery Beroperasi

Pelayaran di Sulawesi Utara terdampak cuaca ekstrem. Sebanyak 200 truk bermuatan tujuan Nusa Utara dan Ternate tertahan

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
tribun manado/infografis:norman
Infografis gelombang laut dan rute fery dari Pelabuhan Bitung. 

Apalagi ketika sudah melewati satu hari dan mencapai satu pekan maka dampaknya distributor akan merugi. Dan bisa saja tidak akan mengirim lagi karena merugi.

Namun sejauh ini, ketika terjadi keterlambatan, distributor tetap akan melakukan pengiriman di hari berikutnya. Untuk menebus kerugian yang dialami. Karena harganya pasti akan naik dari biasanya.

Keterlambatan ini berdampak buruk bagi pendistribusian bahan makanan. Misalnya cabai, tomat, bumbu dapur dan bahan makanan lain.

Jika terlambat dikirim, semua akan membusuk. Berbeda dengan bahan laian tidak begitu berpengaruh. Misalnya pakaian dan bahan bangunan. Tetap saja bisa bertahan dalam waktu yang lama.

Ke depan, agar barang tetap bisa dikirim meski gelombang besar. Harus menggunakan kapal besar atau pesawat. Saya lihat di Sulut pemerintah belum maksimal menyediakannya untuk distribusi misalnya kapal besar khusus.

Pemerintah Provinsi Sulut harus segera memikirkan dan mengambil tindakan ke depan untuk mengantisipasi keterlambatan pendistribusian barang karena adanya gelombang besar.

Berdoa di Ranjang

Gelombang tinggi di perairan Kepulauan Sitaro mengingatkan Dessy Manangkalangi Tamatompol ketika berangkat dari Sanghe ke Manado pada 12 Januari 2018.

Ia menceritakan, waktu itu terjadi gelombang tinggi. Kapal rasa mau tenggelam. “Pada waktu itu gelombang air itu kira-kira naik 5 meter. Tapi waktu itu nakhodanya coba singgah di pelabuhan yang namanya Pananaru dekat dari Tahuna,” katanya kepada tribunmanado.co.id, Kamis (23/8/2018).

Kira-kira baru dua jam dari Pelabuhan Tahuna, sekitar pulau Pananaru, Tamako. “Selama beberapa jam kami ada disitu. Barulah setelah pukul 05.00 Wita pagi kami lanjutkan perjalanan ke Manado,” cerita salah saru karyawan bank swasta di Manado ini.

Dikatakannya, pada waktu itu rasakan campur aduk takut hingga muntah. “Posisi waktu itu berada di atas ranjang yang saya lakukan hanyalah berdoa. Sampai nenek disamping saya pun menangis dan terus berdoa. Waktu yang ada dibenak saya itu pasrah kepada Tuhan,” katanya. “Itulah pengalaman paling ekstrem selama tahun ini,” kata perempuan kelahiran Tahuna, 13 Maret 1994.

Fery penyeberangan bersandar di Pelabuhan ASDP Bitung, Kamis (23/8/2018).
Fery penyeberangan bersandar di Pelabuhan ASDP Bitung, Kamis (23/8/2018). (tribun manado)

ASDP Berhati-hati Hadapi Cuaca Ekstrem

Informasi bagi nakhoda kapal yang hendak berlayar di perairan Sulut dan sekitar.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Maritim Bitung memperkirakan gelombang laut pada 24 Agustus 2018 akan normal.

“Kemarin sampai hari ini kami masih mengeluarkan peringatan, tapi untuk besok kami belum keluarkan peringatan,’” kata Ricky Aror, Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Kelas II Maritim Bitung, Kamis (23/8/2018).

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved