Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pabrik Patungan TPIA Mulai Produksi Akhir Agustus 2018

PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) telah merampungkan pabrik PT Synthetic Rubber Indonesia (SRI).

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
kontan
Pergerakan indeks harga saham gabungan 

Analis Fixed Income MNC Sekuritas I Made Adi Saputra mengungkapkan, dampak penerbitan instrumen surat utang ritel yang masif di tahun ini tidak bisa dirasakan dalam waktu pendek. Sebab, dari sisi nilai kepemilikan, jumlah dana investor ritel di SBN memang masih mini.

Data DJPPR mencatat, porsi kepemilikan investor ritel atau individu di SBN hanya 2,83%. Nilainya Rp 63,67 triliun per 16 Agustus lalu.

Karena itu, Made melihat, penerbitan instrumen ini condong sebagai langkah jangka panjang pemerintah dalam memperkuat basis investor domestik, khususnya ritel. "Dari sini terlihat pemerintah lebih mengincar bertambahnya jumlah investor ketimbang dananya," papar dia.

Jika akhirnya jumlah investor ritel terus bertambah, pemerintah bisa memperbanyak frekuensi penerbitan surat utang berbasis ritel pada tahun-tahun mendatang.

Walau sifatnya saling melengkapi, dari sederet instrumen surat utang berbasis ritel yang tersedia, SBR dan Sukuk Tabungan dinilai Made paling bisa dimaksimalkan untuk menggenjot pertumbuhan investor ritel. Pasalnya, kedua instrumen tersebut memiliki karakteristik serupa, yakni tidak diperdagangkan di pasar sekunder.

Alhasil, instrumen ini benar-benar dimiliki oleh investor ritel domestik. Investor institusi masih bisa masuk ORI lewat pasar sekunder.

Pergerakan IHSG
Pergerakan IHSG (kontan)

Investor Institusi Masih Kuasai ETF

Fluktuasi pada pasar keuangan dalam negeri tak membuat reksadana Exchange Traded Fund (ETF) sepi peminat. Bahkan, penerbitan produk baru jenis reksadana yang satu ini makin marak. Dana kelolaannya pun terus meningkat.

Berdasarkan data Infovesta Utama, dana kelolaan ETF mencapai Rp 10,28 triliun per Juli 2018. Angka ini tumbuh
Rp 436 miliar dibanding bulan sebelumnya. Sementara sejak awal tahun, dana kelolaan ETF sudah naik Rp 2,2 triliun.
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, memang di Juli lalu dana kelolaan ETF kembali tumbuh. Sebelumnya, di Maret hingga Juni, dana kelolaan turun.

Hal ini juga sejalan dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menguat 2,37% pada bulan ke tujuh tersebut. "Portofolio reksadana ETF mengikuti indeks tertentu dan di Juli mayoritas indeks menguat, jadi dana kelolaan ETF naik," kata Wawan, Senin (20/8).

Sejalan dengan dana kelolaan yang menggendut, unit penyertaan di reksadana ETF juga cenderung naik. "Sebenarnya, sejak Maret hingga Juni, unit penyertaan naik, artinya investor terus melakukan aksi beli," jelas Wawan.
Selain bertambahnya dana kelolaan ETF, produk reksadana ETF pun semakin banyak. Kini, terdapat 18 produk reksadana ETF yang berbasis saham plus dua reksadana ETF yang berbasis obligasi.

Wawan memperkirakan, ke depan jumlah reksadana ETF akan terus bertambah. Apalagi manajer investasi melihat market share dari reksadana ini cukup besar. Investor institusi masih jadi target utama.
Namun, CEO Pinnacle Investment Guntur Putra menilai pasar ETF saat ini masih dalam tahap early stage atawa infant stage.

"Sudah mulai mengalami pertumbuhan dan perkembangan, walaupun masih jauh bila dikatakan pesat," tutur dia.
Keberhasilan sosialisasi dan edukasi yang dilakukan para manajer investasi yang memiliki produk ETF sudah terlihat pada investor institusi. Alhasil, porsi investor institusi pada jenis reksadana ini cukup besar.

Di sisi lain, Guntur juga optimistis dana kelolaan serta jumlah reksadana ETF yang beredar di pasar bisa tumbuh dua digit akhir tahun ini. Katalis positifnya tentu dari investor yang mulai menyadari keunggulan ETF dibandingkan reksadana konvensional. "ETF dilihat sebagai alat investasi yang sangat efisien dan praktis digunakan, baik secara taktik maupun strategi," terang Guntur.  (Danielisa Putriadita/Dimas Andi Shadewo/Yoliawan Hariana)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved