Perang Stalingrad
Perang Stalingrad, Pertempuran Paling Brutal dengan 1,7 Juta Korban
Perang kota di Stalingrad yang terletak di tepian Sungai Volga, Rusia, dianggap sebagai titik balik Perang Dunia II
TRIBUNMANADO.CO.ID - 21 Agustus 1942, berlangsung perang Stalingrad.
Perang kota di Stalingrad yang terletak di tepian Sungai Volga, Rusia, dianggap sebagai titik balik Perang Dunia II, karena kekalahan di kota ini membuat pasukan Jerman bergerak mundur dari Uni Soviet.
Pertempuran ini dianggap sebagai pertempuran terbesar dan paling brutal dalam sejarah perang dengan melibatkan 2,2 juta prajurit kedua belah pihak.
Akibatnya sekitar 1,7 juta orang tewas, terluka, dan tertangkap.
Baca: 73 Tahun Silam, Jepang Menyerah dan Perang Dunia II Berakhir
Latar belakang
Pada 22 Juni 1941, Nazi melakukan Operasi Barbarossa.
Ini adalah operasi besar-besaran yang digelar Adolf Hitler untuk menginvasi Uni Soviet, yang sebelumnya telah menandatangani pakta tak saling serang dengan Jerman.
Hitler menyebutkan, ada 3,8 juta personelnya untuk mengimbangi pasukan Soviet.
Aliansi dari Jerman seperti Italia, Rumania, Hungaria, dan Slovakia dikerahkan. Selain itu, relawan dari beberapa negara yang pro Nazi juga bergabung.
Baca: Inilah Mata-mata Perempuan Rusia Paling Terkenal di Masa Perang, Tangguh dan Gesit
Sebelum Operasi Barbarossa dimulai, pemimpin Uni Soviet Stalin yakin bahwa pasukan Jerman tidak akan menyerang.
Ia menganggap mereka yang berseberangan dengan dirinya sebagai pengkhianat.
Saat itu, banyak pengungsian di wilayah Uni Soviet, dan patroli Jerman dengan seragam Soviet melintasi perbatasan.
Jerman akhirnya melakukan penyerangan dan menghancurkan pasukan Uni Soviet tetapi gagal memperhitungkan kemampuan Uni Soviet untuk terus-menerus mengirim bala bantuan dari Timur.
Baca: Setelah 113 Tahun, Kapal Rusia Yang Diduga Muat Emas Bernilai Miliaran Dolar Ditemukan
Namun, Uni Soviet berhasil menaklukkan Operasi Barbarossa.
Pada Juni 1942, tentara Jerman (Wehrmacht) kembali melakukan operasi terhadap Uni Soviet.
Tanpa kenal menyerah, Jerman terus menggempur Uni Soviet. Operasi ini bertujuan merebut ladang minyak di Azerbaijan dan Chechnya.
Pertempuran Stalingrad
Pasukan Jerman dibagi menjadi dua kekuatan, Grup Tentara A menyerbu pegunungan Kaukasus dan Grup Tentara B menuju Sungai Volga dan Kota Stalingrad.
Kota Stalingrad (sekarang Volgograd) merupakan kota industri terbesar di tepi Sungai Volga (jalur transportasi penting ke Laut Kaspia).
Jerman berambisi merebut kota ini agar mempermudah gerak pasukan Jerman ke Kaukasus yang memiliki cadangan minyak terbesar.
Baca: Sniper Wanita Rusia Harus ‘Tidur’ Bersama Mayat Selama Berhari-hari Demi Habisi Pasukan Nazi
Pada 23 Agustus 1942, pertempuran dimulai yang ditandai dengan pertempuran jarak dekat dan serangan langsung terhadap warga sipil lewat serangan udara.
Tentara Soviet dan rakyat Kota Stalingrad juga melakukan serangkaian serangan balasan terhadap pasukan Nazi.
Ketika pasukan saling bertempur, Stalin telah memerintahkan bala bantuan untuk menambah daya gempur.
Serangan tersebut dengan cepat melumpuhkan pasukan Italia, Rumania, dan Hungaria.
Baca: Inilah Kisah 2.000 Sniper Perempuan Rusia yang menjadi Malaikat Maut Tentara Nazi
Pasukan Tentara Merah Soviet juga menggelar Operasi Uranus, yakni pengepungan rangkap angkatan bersenjata Nazi Jerman selama di pertempuran Stalingrad.
Akibatnya, pasukan Romania dan Hungaria yang menjadi posisi sayap tentara ke-6 Jerman hancur.
Setelah kedua sayap ini hancur, tentara ke-6 Jerman terkepung di Stalingrad hingga mereka menyerah pada Februari 1943 karena kehabisan amunisi dan bahan makanan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hari Ini dalam Sejarah: Pecahnya Perang Stalingrad", https://internasional.kompas.com/read/2018/08/21/11392541/hari-ini-dalam-sejarah-pecahnya-perang-stalingrad.
Penulis : Aswab Nanda Pratama
Editor : Inggried Dwi Wedhaswary