Pengungsi Gempa Lombok Makan Kelapa: Wanita-Anak Menangis dan Lari
Gempa susulan terjadi ratusan kali pasca gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Minggu (5/8/2018). Kamis (9/8/2018) siang ini, terjadi lagi gempa
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Ia menyebutkan, barang yang hilang bermacam-macam mulai dari gas tabung, makanan toko, hingga sepeda motor milik masyarakat yang rumahnya ditinggal mengungsi. Bahkan hewan ternak pun ada laporan sampai hilang seperti kuda dan sapi milik warga.
"Di Mataram saja kami mengumpulkan informasi ada sekitar 70-an lebih motor hilang setelah gempa," tambah Bagus.

Puluhan WNA Tetap Tinggal di Gili
Tiga Gili di Lombok kembali disisir, 70 warga asing ditemukan. Dua orang wisatawan asing mengendarai sepeda di kawasan wisata Gili Trawangan, Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Rabu (8/8/2018).
Pascagempa yang melanda daerah Lombok Utara, sebagian wisatawan asing memilih tetap tinggal di kawasan wisata Gili Trawangan. Dua orang wisatawan asing mengendarai sepeda di kawasan wisata Gili Trawangan, Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Rabu (8/8/2018).
Kementerian Luar Negeri Indonesia menerima laporan beberapa warga asing masih terjebak di tiga Gili di Lombok, khususnya Gili Meno. Informasi tersebut diterima Kamis (9/8/2018) dini hari.
"Setelah membahas laporan yang masuk bersama Direktur Operasi Basarnas, Kemlu, dan Basarnas untuk melakukan wrap up rescue ke tiga pulau Gili," kata Jean Annes, Ketua tim FVHD.
Hasilnya, 70 warga asing dari 19 negara berhasil dievakuasi. 46 warga asing di antaranya memutuskan untuk tetap tinggal di Gili karena memiliki properti di pulau tersebut.
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, mengirim Tim FVHD setelah gempa terjadi. Tim tersebut bertanggung jawab untuk membantu pemerintah daerah dan Tim SAR menangani warga asing yang menjadi korban gempa.
Data korban harus terverifikasi dan wewenang BPBD NTB Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho saat memberikan keterangan pers terkait gempa bermagnitudo 7 Lombok.
Sutopo mengatakan, ada empat versi jumlah korban meninggal dunia akibat gempa di Lombok pada hari Minggu (5/8/2018). Menurutnya, jumlah korban meninggal dunia sudah harus terverifikasi dan menjadi kesepakatan bersama.
Ada empat versi jumlah korban meninggal dunia yang berbeda di media sosial, BNPB, dan BPBD Nusa Tenggara Barat menyebut 131 korban meninggal.
TNI menyebut korban mencapai 381 orang, Pemerintah Kabupaten Lombok Utara dan BPBD setempat menulsikan ada 347 korban jiwa dan Gubernur Nusa Tenggara Barta serta Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menyatakan 226 orang meninggal.
"Laporan data korban harus dilampiri identitas korban, yaitu nama, usia, jenis kelamin dan alamat asal untuk menyatakan bahwa data korban-korban tersebut benar," kata Sutopo pada hari Rabu (8/8/2018). "Semua pihak harus segera memverifikasi data-data mereka dan data korban merupakan wewenang BPBD NTB," imbau Sutopo. (Tribun/kpc)