Piala Dunia 2018
Jejak Soekarno di Stadion Pertandingan Final Piala Dunia 2018
Pertandingan Prancis melawan Kroasia sungguh menarik dan menegangkan, drama yang hebat.
Laporan Wartawan TribunStyle.com, Dahlan Dahi, Langsung dari Stadion Luzhniki, Moskow
TRIBUNMANADO.CO.ID-Warga Rusia bukan penggemar sepak bola.
Mereka senang pada ice skating dan olahraga beraroma salju lainnya.
Pesta final Piala Dunia benar-benar pesta.
Tidak nampak suasana seperti akan perang. Tidak ada yang memperlihatkan wajah ganas. Yang kita temukan adalah suasana party, riang gembira.
Pertandingan Prancis melawan Kroasia sungguh menarik dan menegangkan, drama yang hebat.

Bisa Mengeja Luzhniki Itu Sejarah
MENONTON langsung laga final Piala Dunia 2018 di Stadion Luzhniki, Moskow, adalah peristiwa bersejarah.
Setidaknya bagi sekitar 81 ribu, penonton dari sekitar 87 negara yang datang.
Bisa mengeja kata Luzhiniki dalam tulisan asli dan di dalam stadio saja juga sebuah sejarah.
Stadion Luzhniki berada di pusat Kota Moskow, tepatnya di jalan Luzhniki No 24, Moskva.
Lokasinya tepat di kelokan utama sungai yang membelah Kremlin dan kawasan perdagangan serta perkantoran negara eks Uni Soviet ini.
Jalan akses ke stadion ini sangat lebar. Bayangkan run way pesawat di Indonesia.
Begitu kira-kira ukurannya.
Mulai dipergunakan tahun 1956, atau 62 tahun lalu, dan konon pernah jadi tempat pidato Presiden pertama Indonesia, Soekarno, beberapa bulan setelah peresmiannya.
Inilah kenapa bentuk dan konstruksinya mirip dengan stadion GBK Senayan Jakarta.

Sepulang dari negeri pencetus Komunisme itu, Soekarno menggagas stadion Senayan.
Konon arsitek dan konsultannya belajar dari Soviet.
Februari 1960, Stadion GBK Senayan resmi digunakan.
Jika Luzhniki berkapasitas 81 ribu, maka Senayan bisa menampung 76 ribu.

Agustus 2018 nanti, GBK Senayan jadi venue pembukaan Asia Games.
Moscow dengan Jakarta memiliki perbedaan waktu empat jam.
Moscow empat jam lebih lambat.
Sebelum ke Stadion, bersama rombongan smartphone VIVO, kami dibawa ke Kremlin, Lapangan Merah, sekaligus simbol pemerintahan Rusia.
Untuk menonton laga final ini, VIVO sebagai salah satu sponsor utama, sudah membooking tiket 8 bulan sebelumnya.
Kami masuk dengan dua ‘karcis’ yang digantung laiknya ID card karyawan.
Satu menunjukkan identitas kami dan status penonton.
Yang kedua, sebagai akses untuk duduk di VIP lounge VIVO.
Barisan kursi duduk kami berada di sudut kanan belakang gawang Perancis.

Seperti kebanyakan penonton, kami sudah masuk 2,5 jam sebelum laga.
Kami melewati lorong panjang sekitar 350 meter.