Senjata Mematikan Uni Soviet Dipakai untuk Habisi 2 Orang Inggris
Inggris kembali dihebohkan kasus carun saraf Novichok. Kepolisian Inggris menyatakan, dua orang terpapar racun saraf Novichok
TRIBUNMANADO.CO.ID, LONDON - Inggris kembali dihebohkan kasus carun saraf Novichok. Kepolisian Inggris menyatakan, dua orang terpapar racun saraf Novichok di rumahnya, di desa Amesbury, dekat dengan lokasi mantan agen mata-mata Rusia Sergei Skripal dan putrinya diracuni pada awal tahun ini.
"Malam ini, kami menerima hasil tes dari Porton Down (laboratorium) yang menunjukkan dua orang telah terpapar racun saraf Novichok," kata kepala badan penanggulangan terorisme Neil Basu.
Laboratorium pertahanan Porton Down mengonfirmasi penggunaan Novichok yang dibuat dulu oleh Uni Soviet, juga digunakan untuk meracuni Sergei dan Yulia Skripal.
Terkait kasus terbaru, Basu menyatakan dua orang yang terpapar racun adalah pasangan kekasih bernama Charlie Rowley dan Dawn Strugess.
Namun, belum ada bukti yang mengarahkan mereka telah menjadi target serangan racun saraf.
"Ini racun saraf yang sama. Apakah kita dapat mengetahuinya akan bergantung pada para ilmuwan untuk menentukan," ucapnya.
Basu mengatakan kepolisian kontra terorisme sekarang sedang memimpin penyelidikan, seperti yang mereka lakukan dalam kasus Skripal. Menurut dia, ada 100 detektif sedang mendalami kasus tersebut.
Rowley dan Strugess kondisinya kritis pada Sabtu lalu. Dua korban itu merupakan sepasang kekasih.
Strugess (44) pingsan terlebih dulu. Dengan segera, ambulans mendatangi sebuah rumah di Amesbury, dekat kota Salisbury.
Beberapa jam kemudian, layanan ambulans dipanggil kembali ke alamat yang sama karena Rowley jatuh sakit.
"Pada tahap ini tidak ada orang lain lagi yang menunjukkan gejala yang sama," kata Basu.
Basu menyatakan, tidak ada bukti bahwa keduanya mengunjungi lokasi peracunan Sergei dan Yulia Skripal yang telah dibersihkan.
Memata-matai Agen Skripal
Rusia melalui badan intelijennya disebut telah memata-matai mantan agen ganda Sergei Skripal selama setidaknya lima tahun terakhir, sebelum akhirnya terjadi serangan racun saraf pada awal Maret lalu.
Informasi tersebut disampaikan Penasihat Keamanan Nasional Inggris, Mark Sedwill melalui surat kepada Sekjen NATO Jens Stoltenberg pada Jumat (13/4/2018).