Pro Kontra Sistem Zonasi, Banyak Kepsek Menolaknya
Menurut dia, sistem zonasi tak cocok diterapkan di sekolahnya karena sejumlah jurusan di sana tak ada di tempat lain.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNMANADO.CO.ID - - Penerapan sistem zonasi menuai pro kontra di kalangan kepala sekolah
Sejumlah Kepsek SMK menilai sistem zonasi tidak pas diterapkan untuk sekolahnya.
"Saya rasa tidak cocok, karena sekolah ini satu satunya SMK negeri di sini," kata Jutje Worung, Kepsek SMK 1 Tomohon.
Senada dikatakan Robyn Koloway, Kepsek SMK negeri 2 Manado.
Menurut dia, sistem zonasi tak cocok diterapkan di sekolahnya karena sejumlah jurusan di sana tak ada di tempat lain.
"Di sini ada jurusan yang tak ada di sekolah lain, semisal jurusan energi terbarukan dan geomatika, sulit mengharapkan peminatnya berasal dari radius beberapa kilo dari sini," kata dia.
Menurut Robyn, ia bakal mengirim surat permohonan ke Dikdas untuk mencermati kondisi di sekolahnya itu.
Robyn mengakui sistem zonasi punya banyak hal positif.
"Itu hal yang baik semisal para siswa tak perlu lagi bawa motor ke sekolah karena jaraknya dekat," kata dia.
Kepsek SMA Negeri 2 Manado Butje Runtu setuju dengan sistem zonasi.
Menurutnya, itu solusi terbaik dari permasalahan pemerataan pendidikan.
"Saya sangat setuju kalau diterapkan, sistem penerimaan siswa
baru harus ditata karena itu adalah penyebab dari banyaknya permasalahan pendidikan," kata dia.
Dikatakan Butje, paradigma sekolah favorit adalah salah kaprah.
Hal tersebut kemudian menimbulkan salah paham di kalangan masyarakat.
"Padahal gurunya sama, semua lulusan IKIP, fasilitasnya sama, sama - sama pakai dana bos pula," kata dia.
Butje yang juga ketua Ikatan Guru Indonesia juga menyentil masalah banyaknya guru yang bertahun tahun mengajar di sekolah favorit.
Menurut dia, para guru tersebut harus ditempatkan di sekolah lain agar pendidikan bisa merata. (Art)