38 Tahun Jadi Petani Kangkung, Arnold tak Pernah Dapat Bantuan Pemerintah
Selama 38 tahun Arnold Makigung (62) warga Gogagoman, Kotamobagu Barat, menjadi petani sayur kangkung.
Penulis: | Editor:
Laporan wartawan Tribun Manado Vendi Lera
TRIBUNMANADO.CO.ID, KOTAMOBAGU - Selama 38 tahun Arnold Makigung (62) warga Gogagoman, Kotamobagu Barat, menjadi petani sayur kangkung.
Arnold Makigung, bisa menghidupi istri dan kelima anaknya dari hasil menjual kangkung yang diolahnya di lahan milik orang lain seluas 40X80 meter.
Menurut dia, sayur kangkung miliknya dipasarkan bukan hanya di Kotamobagu, namun sampai ke Manado, namun saat ini sudah tak distribusikan lagi, karena biaya sewa kendaraan tinggi dan jumlahnya banyak masuk dari berbagai daerah.
"Saya distribusikan ke Manado tahun 2004-2014, sekarang sudah tidak lagi," ujar Arnold Makigung.
Saat ditemui tribunmanado.co.id, Jumat (22/6/2018), di lahan tanaman kangkung milik Arnold Makigung, Arnold sibuk memetik sayur kangkung, dengan memakai topi dan celana pendek santai melakukan pekerjaan ini.
Bagian kaki hingga pinggang Arnold tidak hari harus basah kunyut, karena teredam air, saat melakukan pekerjaan ini. Namun semuanya dilakukan dengan pasrah pada Tuhan Maha Kuasa.
"Tiap hari pukul 08.00 hingga 17.00 Wita, saya harus turun ke air membersihkan dan memetik kangkung," ujar Arnold.
Soal pendapatan Arnold mengatakan, sekali panen Rp1 juta rupiah dalam tiga minggu. Satu kali panen bisa 1000 ikat, per ikat seharga Rp1.000.
Bibit kangkung ini diambil dari Minahasa Utara.
Ia menambahkan, hingga saat ini belum adanya bantuan pemerintah dalam hal pemberian bibit atau lainnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan, Muljadi Surotenojo mengatakan, bantuan terhadap petani tiap tahun pasti ada.
"Kami berikan kepada kelompok tani, untuk dikembangkan dan dibudidaya masyarakat," ujar Muljadi Surotenojo.